kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kunjungi AS, Menkominfo Tinjau Kemajuan Pembuatan Satelit di Boeing dan SpaceX


Selasa, 26 Juli 2022 / 15:56 WIB
Kunjungi AS, Menkominfo Tinjau Kemajuan Pembuatan Satelit di Boeing dan SpaceX
ILUSTRASI. Menkominfo Tinjau Kemajuan Pembuatan Satelit di Boeing dan SpaceX


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Tujuan kunjungan kerja ini ialah memastikan kemajuan pembuatan satelit di Boeing, SpaceX, dan Hughes Network System.

Boeing perusahaan manufaktur satelit untuk proyek Hot Backup Satellite (HBS). SpaceX perusahaan penyedia roket peluncur (rocket launcher) untuk HBS tersebut. Sedangkan Hughes Network System perusahaan yang menyediakan solusi broadband bagi satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang digunakan HBS.

Dalam kunjungan ini, Menkominfo didampingi Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo Anang Latif, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail, dan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Usman Kansong.

Baca Juga: Kominfo Ultimatum PSE Ini untuk Segera Daftar atau Diblokir

BAKTI Kemkominfo Maret lalu telah menandatangani kontrak proyek HBS dengan pemenang lelang Konsorsium Nusantara Jaya. Konsorsium Nusantara Jaya merupakan gabungan dari beberapa perusahaan, yaitu PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.

Direktur Utama BAKTI Anang Latif menjelaskan ada beberapa alasan pentingnya pengembangan proyek HBS ini. 

“HBS dipilih dalam rangka menyediakan dukungan cadangan untuk memitigasi segala risiko yang mungkin terjadi pada satelit SATRA-1. Selain memiliki fungsi utama sebagai cadangan bagi SATRIA-1, penyediaan HBS bertujuan untuk menambah kecepatan internet dan meningkatkan user experience," jelasnya.

Proyek pembuatan HBS berlangsung sejak 19 Oktober 2021 ketika Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui BAKTI melaksanakan pengadaan dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Utama BAKTI Nomor 4 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite untuk Transformasi Digital.

Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail menerangkan teknologi satelit ini merupakan pilihan paling tepat untuk mengatasi permasalahan pemerataan akses internet bagi negara yang bentang wilayahnya berkepulauan seperti Indonesia ini. 

Baca Juga: Kominfo Perpanjang Waktu Pendaftaran PSE, Begini Respons Anggota DPR

"Dengan satelit, titik-titik terpencil dapat dijangkau dengan relatif mudah dan merata. Teknologi satelit melengkapi berbagai penyediaan infratruktur akses sinyal dan internet yang telah dibangun Kementerian Kominfo seperti jaringan tulang punggung internet berkecepatan tinggi dan ribuan BTS 4G di daerah Terdepan, Terluar, dan tertinggal (3T)," katanya.

Program HBS direncanakan memulai konstruksinya tahun 2022 ini dan akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2023. Diharapkan pada kuartal keempat tahun 2023 sudah dapat beroperasi melayani masyarakat. Selain mengunjungi Boeing, SpaceX dan Hughes Network System, Menkominfo Johnny G. Plate juga bertemu dengan Qualcomm, Cisco, Maxar, dan Meta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×