kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kunci pembangunan berkelanjutan 2030 terletak pada peran aktif anak muda


Kamis, 12 November 2020 / 20:13 WIB
Kunci pembangunan berkelanjutan 2030 terletak pada peran aktif anak muda
ILUSTRASI. Webseries 2 bertema SDGs &Youth: Your Goals, Your Decade yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Kamis (12/11/2020).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Keterlibatan aktif anak muda menjadi penentu dalam tercapainya pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) demi menciptakan tatanan dunia yang lebih baik pada 2030 nanti.

Dari total populasi dunia saat ini yang diperkirakan mencapai 7,5 miliar penduduk, 16% diantaranya atau sekitar 1,2 miliar penduduk merupakan orang muda berusia antara 15 hingga 24 tahun.

Kaum muda ini  sangat berperan untuk menghadapi ancaman dan tantangan terburuk bagi pembangunan berkelanjutan,  termasuk dampak perubahan iklim, pengangguran, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, konflik, dan migrasi.

DI Indonesia, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) berdasarkan data terbaru Badan Pusat  Statistik (BPS) mencapai 70% dari total penduduk dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2028-2030.

Baca Juga: Pertamina targetkan 450 UMKM naik kelas lewat UMKM Academy

Pada periode itu, diprediksi akan menjadi puncak fenomena bonus demografi yang dapat dioptimalkan untuk produktivitas dan kemajuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Hal tersebut diulas dalam webseries 2 bertema SDGs &Youth: Your Goals, Your Decade yang  diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Kamis (12/11).

“Pemuda adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Fenomena bonus demografi yang hanya terjadi satu kali saja itu harus menjadi momentum untuk memaksimalkan produktivitas dan kemajuan bangsa,” kata Febriany Eddy, IBCSD Vice President dalam keterangannya.

Antusiasme anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan SDGs terlihat nyata melalui platform survei global yang diinisiasi PBB, MY World yang menjaring masukan dari seluruh dunia untuk  realisasi aganda global SDGs 2030. Dari total 8 juta partisipan yang bergabung, sebanyak 54% merupakan anak muda berusia 16-30 tahun.

Angka tersebut menjadi cerminan bahwa karakteristik anak muda yang dibutuhkan untuk menyukseskan SDGs sesuai yang disampaikan PBB yaitu Pemikir kritis (critical thinkers); Pembuat perubahan (change-makers); IInovator; Komunikator; dan Berjiwa Pemimpin (leaders).

Baca Juga: Siaran Pers OJK Siapkan Enam Inisiatif Strategis Kebijakan 2021

Natasha Gabriella, Sustainability Senior Analyst Grup APRIL mengatakan sebagai perusahaan swasta yang mengedepankan konsep SDGs dalam kegiatan bisnisnya, Grup APRIL memiliki program pembinaan dan akselerasi pemimpin muda di bidang sustainability yang dinamakan ASPIRE (APRIL Sustainability Professional Readiness Program).

“Melalui ASPIRE, Grup APRIL ikut membina calon pemimpin muda  perusahaan di bidang keberlanjutan yang diharapkan dapat menjadi penentu kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” katanya.

Sejalan dengan filosofi perusahaan untuk memberdayakan masyarakat sekitar, Grup APRIL juga memiliki program peningkatan akses pendidikan bagi anak muda di 48 desa sekitar wilayah operasional dalam  program community development (CD).

Program ini diharapkan dapat menelurkan pemimpin-pemimpin muda untuk pengembangan masyarakat yang lebih maju.

“Kami melihat pentinganya dukungan semua pihak termasuk lintas generasi dari yang muda hingga tua untuk mendukung strategi pembangunan yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Sebagai mana disampaikan oleh Andhyta Firselly Utami, Environmental Economist & Co Founder Think Policy Society, 64 juta generasi muda bisa berpartisipasi dalam tingkat mikro, meso dan makro untuk mewujudkan donat ekonomi, sebuah paradigma baru pondasi sosial dan batas lingkungan.

Selain Afu, hadir pula Tanah Sullivan, Head of Sustainability PT Gojek Indonesia yang menceritakan tentang inisiatif GoGreener mereka.

Baca Juga: Dorong restorasi lahan gambut, BRG genjot peran milenial

Gojek sudah menerapkan GoGreener sejak tahun 2019 dengan harapan dapat mengajak generasi muda dalam ekosistemnya untuk untuk turut mendorong pencapaian TPB, terutama di bidang lingkungan. Bahkan, Gojek terus berinovasi hingga kini menciptakan platform carbon offset mobile bagi penggunanya.

Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sebagai asosiasi bisnis yang dipimpin oleh CEO dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Kegiatan SDG Webinar Series oleh IBCSD ini secara khusus dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran kaum muda dan semua pihak mengenai pentingnya peran kaum muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya: Manfaat teknologi digital bagi perkembangan usaha IKM di era pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×