Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan melonjaknya investasi portofolio mendorong perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal kedua tahun ini.
Bank Indonesia (BI) mencatat, NPI kuartal kedua tahun ini surplus US$ 2,2 miliar, setelah mencatat defisit US$ 0,3 miliar pada kuartal sebelumnya.
Pada kuartal kedua, CAD tercatat US$ 4,7 miliar atau 2% dari produk domestik bruto (PDB). Posisi tersebut lebih baik dibanding kuartal pertama 2016 yang tercatat sebesar US$ 4,8 miliar atau 2,2% dari PDB.
Penurunan tersebut ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas akibat peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dari peningkatan impor nonmigas.
Kinerja ekspor nonmigas terutama didukung oleh peningkatan ekspor produk manufaktur, seperti tekstil dan produk tekstil, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanik. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas melebar, seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia.
Sedangkan defisit neraca jasa juga meningkat dibanding kuartal sebelumnya karena menurunnya surplus jasa perjalanan yang mengikuti pola musimannya.
Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial tercatat US$ 7,4 miliar, meningkat signifikan dibanding surplus pada kuartal sebelumnya yang sebesar Rp 4,6 miliar.
Peningkatan tersebut ditopang oleh aliran masuk modal investasi portofolio sebesar US$ 8,4 miliar dari kuartal sebelumnya US$ 4,5 miliar, yang berasal dari penerbitan obligasi global pemerintah dan net inflow dari investor asing yang melakukan pembelian di pasar saham serta pasar SBN rupiah.
Selain itu, surplus investasi langsung juga tercatat naik tipis menjadi US$ 3 miliar dari US$ 2,7 miliar pada sebelumnya. Untuk investasi lainnya, masih tercatat defisit US$ 3,9 miliar dari kuartal sebelumnya US$ 2,5 miliar.
"Perkembangan ini menunjukkan keseimbangan eksternal perekonomian yang semakin baik dan turut menopang terjaganya stabilitas makroekonomi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resminya, Jumat (12/8).
Perkembangan NPI tersebut pada gilirannya memperkuat cadangan devisa. Posisi cadangan devisa meningkat dari US$ 107,5 miliar pada akhir kuartal pertama 2016 menjadi US $109,8 miliar pada akhir kuartal kedua 2016.
BI meyakini kinerja NPI ke depan tetap baik, didukung oleh bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang berhati-hati, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi struktural. Namun, BI terus mewaspadai risiko eksternal dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News