kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis Eropa tahun ini tidak seberat krisis 2008


Selasa, 10 Juli 2012 / 21:47 WIB
ILUSTRASI. Memilih makanan yang tepat menjadi salah satu hal yang berperan penting dalam proses menurunkan berat badan.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Krisis di kawasan Eropa atau Euro Zone telah meruntuhkan perekonomian sejumlah negara di kawasan tersebut dan berdampak ke belahan dunia lainnya. Namun krisis ini dinilai tidak sehebat saat krisis tahun 2008/2009 silam.

Hal itu disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel saat konferensi bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Selasa (10/7).

Markel menegaskan saat krisis 2008, akibat kebangkrutan raksasa perusahaan keuangan dunia Lehman Brothers. Jerman mengalami keruntuhan ekonomi mencapai 5%. Namun kini sedikit mengalami pertumbuhan setidaknya 3%. "Tahun ini ada pertumbuhan walaupun lebih lemah karena pasar yang tidak kuat," katanya.

Meski demikian, bayang-bayang krisis keuangan tahun 2008 masih membayangi sampai sekarang. Merkel menjelaskan Jerman terus berupaya memperkuat sistem perbankan dan mengurangi total utang. "Kita optimistis akan mengatasi utang itu sendiri," tegasnya.

Senada dengan Merkel, SBY juga menyampaikan krisis yang melanda kawasan Eropa saat ini dampaknya tidak terlalu besar jika dibandingkan tahun 2008/2009. Sebut saja, saat itu Indonesia sedang tumbuh mencapai di atas 6% tiba-tiba kontraksi hingga turun mencapai 3,4%.

Sedangkan yang terjadi saat ini, pada kuartal I pertumbuhan yang dicapai 6,3%. "Mudah-mudahan pada kuartal II pertumbuhannya sama," jelasnya.

SBY menuturkan rasa optimistisnya bakal ada solusi dari Eropa mengatasi krisis utang uang tengah melanda. Sebagaimana Asia sebelumnya yang kini sudah pulih dan terus tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×