kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Kran impor dua bahan pangan dibuka


Selasa, 24 Mei 2016 / 14:40 WIB
Kran impor dua bahan pangan dibuka


Reporter: Agus Triyono | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pemerintah akan membuka kran impor beberapa komoditas barang kebutuhan pokok. Alasannya, untuk meredam kenaikan harga barang tersebut agar tidak membebani masyarakat.

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian (Kemprin) mengatakan, komoditas itu meliputi bawang merah, dan daging sapi . Soalnya, harga barang kebutuhan pokok ini sudah terlalu tinggi.

Untuk bawang merah saja misalnya, harga sudah mencapai Rp 40.000 per kilogram (kg). "Harga Rp 40.000 itu sudah terlalu tinggi, maka perlu diambil intervensi, bukan hanya untuk bawang, kesimpulan rapat tadi, kalau harga kebutuhan pokok terlalu tinggi harus ada impor," katanya di Jakarta Selasa (24/5).

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian hari ini menggelar Rapat Koordinasi tentang Pangan. Dalam rapat yang dihadiri Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menteri Perindutrian, Saleh Husin, dan Kepala Staf Presiden, Teten Masduki tersebut terungkap beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan tinggi.

Untuk bawang merah, Suryamin, Kepala BPS mengatakan kenaikan mencapai 36%. "Dibanding year on year, harga bawang bulan ini sudah naik 36% dibanding tahun lalu, dibanding April 2015, harga saat ini sudah naik 46%," katanya.

Darmin Nasution, Menko Perekonomian dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan di Jakarta Selasa (24/5) mengatakan, pemerintah akan berusaha bergerak cepat dalam mengatasi masalah tersebut. "Waktunya semakin pendek, jadi keputusan harus cepat diambil," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×