kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Jokowi minta harga daging sapi Rp 80.000/kg


Senin, 23 Mei 2016 / 18:17 WIB
Jokowi minta harga daging sapi Rp 80.000/kg


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

YOGYAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kilogram sebelum Lebaran tahun ini.

"Tiga minggu lalu saya perintahkan menteri-menteri. Caranya saya tidak mau tahu, saya minta sebelum Lebaran harga daging harus di bawah Rp 80.000," kata Presiden Jokowi dalam acara Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan 2016 yang digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jalan Ring Road Selatan Ngebel, Taman Tirto, Bantul, Senin (23/5).

Ia mengatakan, jika di negara lain harga daging bisa di bawah Rp 80.000, maka Presiden yakin hal itu bisa terjadi di Indonesia.

Misalnya saja, Presiden mencontohkan harga daging di Singapura atau Malaysia berkisar Rp 50.000 - Rp 55.000 perkg di tingkat ritel, padahal di Indonesia bisa sampai Rp 120.000 - Rp 130.000 bahkan mencapai Rp 150.000/kg menjelang Lebaran.

"Tidak usah di bawah Rp 55.000 di bawah Rp 80.000 saja, menteri-menteri pada pusing semua," katanya.

Menurut dia, jika di negara lain hal itu dimungkinkan maka seharusnya di Indonesia bisa dilakukan.

"Kalau di negara lain bisa kita juga seharusnya bisa, ini mau tidak mau, niat tidak niat hanya itu saja," katanya.

Namun ia mengaku hal itu memang bukan persoalan yang gampang diurai karena persoalan serupa telah dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa sejak lama.

Presiden ingin sesuatu yang buruk yang telah dianggap biasa itu harus dibongkar dan dijungkirbalikkan.

Ia menegaskan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang sudah sangat ketinggalan dimana ongkos transportasi dan biaya logistik di Indonesia bisa sampai 2,5 kali lipat di negara lain.

Selain itu waktu bongkar muat di pelabuhan di Indonesia rata-rata masih 7 hari bahkan bisa mencapai tiga pekan padahal di Singapura hanya perlu waktu sehari dan di Malaysia hanya dua hari.

"Dwelling time harus dipotong agar paling tidak di bawah tiga hari baru bisa bersaing kalau tidak sampai kapanpun tidak mungkin bisa bersaing," katanya.

Pembangunan infrastruktur itulah yang menurut Presiden akan menjadi jalan keluar bagi persoalan biaya logistik yang tinggi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×