kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.681   18,00   0,11%
  • IDX 8.707   46,42   0,54%
  • KOMPAS100 1.201   8,53   0,72%
  • LQ45 856   7,23   0,85%
  • ISSI 314   0,80   0,25%
  • IDX30 438   4,00   0,92%
  • IDXHIDIV20 505   3,22   0,64%
  • IDX80 134   0,86   0,64%
  • IDXV30 139   0,22   0,16%
  • IDXQ30 139   0,90   0,66%

Korban Tewas Banjir dan Longsor di Aceh–Sumatra Tembus 1.022 Jiwa, 206 Jiwa Hilang


Senin, 15 Desember 2025 / 11:44 WIB
Korban Tewas Banjir dan Longsor di Aceh–Sumatra Tembus 1.022 Jiwa, 206 Jiwa Hilang
ILUSTRASI. Desa Aek Garoga dipenuhi kayu pascabanjir bandang (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)


Reporter: Lailatul Anisah, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Senin (15/12/2025), total korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor (bansor) di tiga provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mencapai 1.022 jiwa.

Sementara itu, jumlah korban hilang tercatat 206 jiwa, dan sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka.

Dari sisi kerusakan, BNPB mencatat total 158.000 unit rumah rusak, terdiri atas 143.500 unit rusak berat, 2.700 unit rusak sedang, dan 11.800 unit rusak ringan.

Baca Juga: Ratas di Hambalang, Prabowo Minta Huntara Korban Banjir Sumatra Segera Dibangun

Kerusakan infrastruktur juga cukup signifikan, meliputi 1.200 fasilitas umum, 219 fasilitas kesehatan, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung/kantor, serta 145 jembatan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB  Abdul Muhari menjelaskan bahwa pencatatan korban hilang tidak semata-mata berdasarkan temuan langsung di lapangan, tetapi juga melalui proses identifikasi lanjutan.

“Data korban hilang bisa berasal dari penambahan identifikasi korban yang sebelumnya belum ditemukan atau belum terkonfirmasi. Misalnya, korban yang bukan warga Kabupaten A, namun berada di Kabupaten B. Kondisi seperti ini masih ditemui di lapangan, sehingga pencatatan dilakukan berdasarkan identifikasi by name by address di masing-masing kabupaten dan kota,” ujar Abdul dalam keterangan resmi, Minggu (14/12/2025).

Operasi pencarian dan pertolongan yang dikoordinasikan Basarnas masih terus berlangsung di sejumlah wilayah terdampak. Di Provinsi Aceh, pencarian difokuskan di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen.

Baca Juga: BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$ 423,9 Miliar Pada Oktober 2025

Di Provinsi Sumatra Utara, operasi pencarian terbagi ke dalam lima sektor yang tersebar di tiga kabupaten/kota.

Di Kabupaten Tapanuli Selatan, pencarian dipersempit di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru.

Selain itu, pencarian juga difokuskan di Kecamatan Sukabangun dan Aloban Bair, serta di Kota Sibolga, tepatnya di wilayah Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga Kota.

Sementara itu, di Provinsi Sumatra Barat, operasi pencarian dilakukan di lima sektor, yakni di Kecamatan Malalak dan Palembayan, Kabupaten Agam, serta masing-masing satu sektor di aliran Sungai Batang Anai yang melintasi wilayah Kota Padang, Padang Pariaman, dan Tanah Datar.

BNPB juga mencatat total 624.670 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut. Meski demikian, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pospenas) melaporkan adanya penurunan jumlah pengungsi dibandingkan data per 13 Desember 2025.

Baca Juga: Genjot Aktivasi Coretax, Ditjen Pajak Undang Himbara dan BSI

Lebih lanjut, Abdul memastikan pemerintah pusat bersama kementerian dan lembaga terkait terus bersinergi dalam penanganan darurat hingga pemulihan masyarakat terdampak.

“Selain itu, dukungan sumber daya dari berbagai pihak yang terwadahi dalam klaster nasional terus membantu dan mempercepat proses pemulihan pascabencana,” pungkasnya.

Selanjutnya: Dari Lokal ke Global, Ini 5 Kunci Sukses Ritel dalam Menjangkau Konsumen Pasar China

Menarik Dibaca: Dari Lokal ke Global, Ini 5 Kunci Sukses Ritel dalam Menjangkau Konsumen Pasar China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×