kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Konversi ke BBG, tantangan terberat Menteri ESDM


Senin, 27 Oktober 2014 / 13:59 WIB
Konversi ke BBG, tantangan terberat Menteri ESDM
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi pada?tambang batubara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menyebut, tantangan terberat Sudirman Said sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah krisis energi.

“Sekarang ini bisa dibilang kita mengalami krisis energi yang menyebabkan triple defisit, defisit neraca perdagangan, defisit neraca pembiayaan, serta defisit neraca transaksi berjalan,” kata Marwan, Minggu (26/10) malam seperti dikutip dari Kompas.com.

Atas dasar itu, lanjut Marwan, yang menjadi program penting Kementerian ESDM ke depan adalah mengurangi dampak negatif bahan bakar minyak (BBM) terhadap defisit. Sudirman Said sebagai Menteri ESDM di Kabinet Kerja diharapkan bisa meninjau ulang kebijakan subsidi BBM, serta meningkatkan bauran energi.

“Misalnya kalau saat ini EBT (energi baru terbarukan) baru enam persen, bagaimana nanti di akhir pemerintahan menjadi 15 persen. Misalnya dengan menaikkan komposisi gas,” kata dia.

Konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) sudah dicanangkan berulang-ulang, dari 2006, 2011, dan akhir tahun lalu. Namun menurut Marwan, yang dibutuhkan ke depan bukan sekadar pencanangan-pencanangan saja.

“Kita harapkan ada blue print unutk program konversi lima tahun ke depan seperti apa. Misalnya, target pengguna BBG menjadi dua juta kendaraan,” imbuh Marwan.

Untuk itu, Sudirman Said harus berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Perindustrian dan lainnya. Menurut Marwan, program konversi BBM ke BBG selama ini hanya sekadar wacana tanpa realisasi. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×