kontan.co.id
banner langganan top
Minggu, 13 April 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Kontrak proyek ruas tol Cilincing-Simpang Jampea diteken


Jumat, 29 Juli 2011 / 16:38 WIB
Kontrak proyek ruas tol Cilincing-Simpang Jampea diteken
ILUSTRASI. Gedung Kantor Pusat Pegadaian di Jakarta.


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can


JAKARTA. Kontrak jalan bebas hambatan Tanjung Priok Tahap II seksi E-2A Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,9 kilometer (km) diteken. Proyek senilai Rp 1,06 triliun tersebut merupakan paket ketiga dari enam paket kontrak pembangunan jalur bebas hambatan Tanjung Priok.

"Pemenang lelang proyek ini Jaya Konstruksi yang joint operation dengan perusahaan konstruksi asal Jepang Obayashi," kata Kepala Satuan Kerja Proyek Bambang Nurhadi usai penandatanganan kontrak, Jumat (28/7).

Perusahaan tersebut berhasil mengalahkan empat peserte lelang lainnya, yakni Kajima CO yang bergandengan dengan PT Waskita Karya, PT Hutama Karya dengan Sumitomo MC, PT Adhi Karya dengan Shimizu dan Bangun CK, dan PT Taisei dengan PT Wijaya Karya. Namun, dua perusahaan diantaranya yakni Kajima dan Waskita mengundurkan diri sedangkan Shimizu dan Adhi Karya serta Bangun CK tidak lulus administrasi dan persyaratan teknik.

Bambang mengatakan, proses lelang untuk ruas tol seksi E-2A ini memang cukup panjang, yakni memakan waktu selama 18 bulan. Alasannya, karena adanya sanggahan dari Sumitomo-Hutama Karya atas hasil penetapan lelang.
"Ada dua kali sanggahan dari perusahaan yang sama dalam proses lelang dan itu cukup mengganggu proses," jelasnya.

Ruas tol Tanjung Priok dibangun dalam enam seksi dengan total panjang 15,9 kilometer. Rinciannya, Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 kilometer, Cilincing-Jampea 2,7 kilometer, Cilincing-Simpang Jampea 1,9 kilometer, NS Yos Sudarso- Simpang Jampea 2,2 kilometer, Jampea-Kampung Bahari 2,8 kilometer, dan Kampung Bahari-Tol Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang 2,9 kilometer.

Total proyek itu sendiri nilainya mencapai Rp 3,7 triliun. Ruas tol tersebut, dibangun sebagai percepatan arus lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Murjanto menuturkan, rencana pembangunan akan dilaksanakan paling cepat dua bulan setelah penandatangan kontrak. Pasalnya, saat ini pemerintah masih menyiapkan masalah administrasi dan persiapan konstruksi di lapangan.

Ia berharap, seluruh proses pembangunan ruas tol ini bisa rampung secepatnya sehingga bisa difungsikan maksimal bersama dengan ruas tol seksi lainnya. Dengan selesainya ruas tol ini maka kemacetan di kawasan pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya dapat teratasi dan mempercepat arus barang yang keluar masuk disana.

Rencana pembangunan proyek ditargetkan rampung 2014. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini memakan waktu 31 bulan, dan jangka waktu pemeliharaan pekerjaan 12 bulan.

Untuk pembiayaannya, Djoko menuturkan berasal dari pinjaman luar negeri yakni Jepang. Sementara untuk pembiayaan joint operation antara perusahaan konstruksi pemenang yakni sharing sebesar 70% dari perusahaan Jepang dan 30% dari perusahaan Indonesia.

"Untuk proses pembebasan lahannya rasanya tidak ada masalah, karena rata-rata ruas jalan ini tanah yang dilewati milik institusi (seperti PT Pelindo II dan PT Pertamina), jadi lebih mudah pelaksanaannya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×