kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kompolnas coret Budi Gunawan dan Suhardi Aulius


Jumat, 06 Februari 2015 / 10:59 WIB
Kompolnas coret Budi Gunawan dan Suhardi Aulius
ILUSTRASI. Gulai Daun Singkong merupakan salah satu menu masakan Padang yang banyak disukai


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mempersiapkan empat calon kepala Polri yang baru. Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan dan Komisaris Jenderal Suhardi Alius dicoret sebagai calon Kapolri oleh Kompolnas.

Jika Presiden Joko Widodo memutuskan tidak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri dan melakukan proses ulang calon Kapolri, maka Kompolnas tinggal menyerahkan keempat calon tersebut kepada Presiden.

Empat nama yang persiapkan oleh Kompolnas, yakni Komjen Badrodin Haiti (Wakapolri), Komjen Dwi Prayitno (Irwasum Polri), Komjen Putut Eko Bayuseno (Kabaharkam Polri) dan nama baru di jajaran bintang tiga, Komjen Budi Waseso (Kabareskrim Polri).

"Komjen Budi Gunawan kan sudah tersangka. Sementara Komjen Suhardi Alius masih muda sekali angkatannya. Beliau baru pensiun 2020 nanti. Akhirnya kita coret sejak awal," ujar Komisioner Kompolnas M. Nasser kepada Kompas.com, Jumat (6/2) pagi.

Nasser mengakui bahwa pencoretan nama Suhardi akan menimbulkan persepsi politis di publik. Namun, Kompolnas yakin proses itu bukan politis dan memang didasarkan pada prosedur yang ada. Sebelumnya, Suhardi menjabat Kabareskrim Polri.

Selain melihat latar belakang angkatan, lanjut Nasser, Kompolnas juga merujuk aspek yang lain di dalam memilih nominasi calon Kapolri.

"Pertimbangan selama menjalankan tugas di Polri, tidak tercela. Selanjutnya, mampu atau tidaknya membangun soliditas internal. Mereka mampu atau tidak membangun kerja sama dengan institusi penegak hukum lain, dan sebagainya," lanjut dia.

Selain empat perwira tinggi itu, semula ada nama Komjen Anang Iskandar (Kepala BNN), Komjen Said Usman Nasution (Kepala BNPT) dan Komjen Pol Boy Salamudin (Sestama Lemhanas) yang masuk dalam bursa calon Kapolri.

Nasser mengatakan bahwa tiga nama tersebut memasuki masa pensiun dalam waktu satu atau dua tahun mendatang. Anang Iskandar pensiun pada Mei 2016, Said Usman pensiun pada Februari 2016 dan Boy Salamudin pensiun pada Oktober 2015.

Nasser juga memastikan, pihaknya tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) dalam proses seleksi. Kini, sembari menunggu keputusan Presiden, kata Nasser, Kompolnas mempersiapkan rekam jejak empat nominasi calon Kapolri itu. Rekam jejak itu terkait biodata, tempat penugasan, catatan kasus sepanjang karier dan sebagainya.

Presiden sebelumnya menyebut akan mengambil keputusan terkait polemik pergantian Kapolri pada pekan depan. Menurut Jokowi, masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum dirinya mengambil keputusan final, apakah melantik atau tidak Budi Gunawan sebagai Kapolri. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×