Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Komisi l DPR mempertanyakan penempatan 2.500 orang prajurit Korps Marinir Amerika Serikat (AS) di Pulau Christmas yang terletak di perairan Samudera Hindia. Komisi i mempertanyakan penempatan Marinir AS itu saat pertemuan dengan perwakilan Kongres AS yang dipimpin Ketua Kongres Amerika Serikat untuk Bidang Luar Negeri Edward Royce, di Gedung DPR, Senin, (19/8).
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Husnan Bey Fananie menjelaskan bahwa dalam pertemuan dengan delegasi kongres AS tersebut, DPR secara khusus menyoroti dan mempertanyakan soal keberadaan 2500 prajurit Marinir AS yang ditempatkan di pulau yang masuk wilayahAustralia tersebut. "Saya tanyakan apa alasan kuatnya dan argumentasinya penempatan marinir AS di pulau tersebut pada mereka," kata Husnan pada KONTAN seusai pertemuan.
Sayangnya, jawaban Edward, menurut Husnan sangat normatif dan diplomatis. Ia mengatakan pasukan Marinir AS ditempatkan atas dasar kerjasama militer yang dijalani dengan Australia dan membantu negara-negara dikawasan Asia saat menghadapi bencana alam. "Buat saya, jawaban itu tidak memuaskan dan tetap mengganjal. Karena tidak mungkin sesederhana itu, penempatan pasukan marinir di Australia sebesar itu," kata Husnan.
Husnan meyakini AS memiliki agenda besar dalam penempatan pasukannya di Australia, baik dalam jangka pendek dan panjang. Ia berargumentasi bahwa berdasarkan data ia kumpulkan serta pemberitaan dari media Australia, penempatan pasukan Marinir AS di pulau tersebut, memang sengaja dilakukan untuk memata- matai negara-negara dikawasan Asia, termasuk Indonesia. "Karena itu perlu saya ingatkan pada pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













