kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kolaborasi Antara Praktisi dan Akademisi Dinilai Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa


Senin, 27 Juni 2022 / 13:53 WIB
Kolaborasi Antara Praktisi dan Akademisi Dinilai Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa
ILUSTRASI. Mahasiswa mengikuti perkuliahan tatap muka terbatas di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur, Senin (4/10/2021). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/nz


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Praktisi Mengajar menjadi salah satu program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beberapa waktu lalu. Dengan berkolaborasi bersama antara kampus dan praktisi, program ini diharapkan dapat melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dalam bidang akademik maupun profesional di dunia industri.

“Kita ingin para lulusan mempunyai paket lengkap baik secara akademik maupun profesional di dunia industri agar siap pakai, siap kerja, dan siap berwirausaha,” kata Direktur Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Sofwan Effendi dalam keterangannya, Senin (27/6).

Lebih lanjut dikatakan Sofwan, dalam program Praktisi Mengajar, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman langsung dari praktisi profesional sesuai bidangnya. 

“Jadi mahasiswa bukan hanya mendapatkan kompetensi akademik, kepakaran, cara berpikir, cara pemecahan problem, tetapi juga langsung dihadapkan pada problem riil dari pengalaman yang disiapkan atau disampaikan oleh para praktisi yang dihadirkan di kampus,” tutur Sofwan.

Baca Juga: Beijing Buka Kembali Sekolah, Shanghai Catat Nol Kasus Baru

Untuk dapat bergabung menjadi pengajar, praktisi bisa mengajukan pendaftaran ke perguruan tinggi dan program studi (prodi) yang dipilih sesuai kebutuhan serta kompetensi melalui laman praktisimengajar.id. Selanjutnya, dosen di perguruan tinggi juga dapat mengajukan permintaan praktisi yang dibutuhkan.

Sofwan menegaskan bahwa program ini merupakan program kolaborasi antara akademik dengan praktisi bukan pesaing atau mengganti. 

“Jadi intinya dosen dan praktisi akan saling berkolaborasi dan melengkapi, bukan mengganti. Selain mendidik dan membimbing mahasiswa dari sisi keilmiahannya di kelas, dosen juga membutuhkan pengalaman di dunia industri. Begitupun dengan praktisi, mereka juga membutuhkan ilmu yang melandasi kompetensinya,” ujar Sofwan.

Sebagai bentuk dukungan, Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney telah bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di seluruh Indonesia agar dapat bergabung dalam Program Praktisi Mengajar. Selain itu, ia juga mengundang institusi-institusi di industri dari perusahaan-perusahaan besar. 

“Kami mengundang jejaring-jejaring praktisi lewat asosiasi dan komunitas, dan kami sangat terharu sekali melihat bagaimana respon-respon positif dari praktisi di bidang budaya. Itu sangat positif sekali,” ungkapnya.

Menyambut baik Program Praktisi Mengajar, Pegiat Pemajuan Kebudayaan Desa Perkumpulan Eksotika Desa Lestari, Panji Kusumah tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada. 

Baca Juga: Kemenperin Buka Etalase Produk Unggulan Industri Lokal

“Ini akan menjadi hal yang luar biasa. Teman-teman praktisi dapat berkontribusi dan memperlihatkan bahwa pembelajaran kontekstual menjadi sangat penting karena ilmunya dapat diterapkan secara langsung dimanapun ia berada,” tutur Panji.

Bergabung dalam Praktisi Mengajar, Panji akan berbagi ilmu yang bersinggungan dengan upaya pelestarian cagar budaya Candi Borobudur dalam mata kuliah arkeologi publik kepada mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). 

“Kami akan melibatkan beberapa mahasiswa ataupun lulusan dari berbagai perguruan tinggi untuk berbagi pengalaman di lapangan. Nantinya juga belajar dilakukan dengan mendatangi salah satu daerah yang sedang menjadi kawasan dalam pengembangan arkeologi publik. Ini akan memberikan banyak cara pandang dan melatih mahasiswa untuk melihat bahwa persoalan bisa diselesaikan tidak hanya dari satu sisi,” ujar Panji.

Senada dengan itu, Ratih Ineke Wati, Dosen Program Studi Penyulihan dan Komunikasi Pertanian UGM menyambut baik Program Praktisi Mengajar. Berbagai dukungan telah dilakukan  UGM. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×