kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Klaim surplus beras, Kementan sebut harga gabah anjlok


Kamis, 25 Maret 2021 / 19:11 WIB
Klaim surplus beras, Kementan sebut harga gabah anjlok
ILUSTRASI. Pekerja memanen gabah dengan mesin perontok padi (tleser) di persawahan Desa Mlati Norowito, Kudus, Jawa Tengah, Senin (15/3/2021). Klaim surplus beras, Kementan sebut harga gabah anjlok.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produksi beras pada periode panen Januari hingga April tahun 2021 melebihi kebutuhan atau surplus.

Hal itu disampaikan berdasarkan data. badan Pusat Statistik (BPS) mengenai potensi panen pada periode tersebut. Total produksi beras pada periode tersebut mencapai 14,54 juta ton atau naik 26% dari tahun sebelumnya.

"Konsumsi selama 4 bulan itu 9,72 juta ton sehingga ada surplus 4,81 juta ton," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi dalam webinar Repdem, Kamis (25/3).

Suwandi menyebut saat ini Indonesia telah memasuki masa panen raya. Hal itu dibuktikan dengan merosotnya harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani.

Baca Juga: Serikat Petani Indonesia sebut rencana impor beras abaikan kondisi petani

Harga GKP di 85 Kabupaten disebutkan telah berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 4.200 per kilogram (kg). Hasil pemantauan Kementan menyebut rendahnya harga GKP melebar ke berbagai kecamatan di 85 kabupaten tersebut.

"Ini kami pantau melalui petugas di lapangan yang dilapor ke Jakarta, betul harga turun hingga di bawah HPP," terang Suwandi.

Mengatasi hal tersebut Suwandi menyebut Kementan telah menginstruksikan berbagai pihak untuk menyerap gabah petani. Penyerapan telah dilakukan di sejumlah wilayah.

Berdasarkan data Kementan Beberapa wilayah telah menetapkan rencana serap. Antara lain di Banten 35.000, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 15.000 ton, Boyolali 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton, Maros 2.000 ton, Twrisi Indramayu 750 ton, Rembang 14.000 ton, Pati 16.000 ton, Barru 500 ton, serta Brebes dan Tegal masing-masing 11.000 ton.

Selanjutnya: Alasan Ombudsman minta pemerintah tunda impor beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×