Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan 500 produk unggulan hasil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI). Produk- produk tersebut merupakan ciri khas dari beberapa daerah seperti ikan lais asap, dari Riau, pempek, dari Palembang serta ikan bandeng asap, dari Sidoarjo.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo mengungkapkan, GNBBI merupakan momentum bagi UMKM perikanan untuk bangkit dan tampil di tingkat nasional.
"Untuk itu diharapkan agar masing-masing daerah menampilkan produk-produk unggulan perikanan khas,” ujar Nilanto Perbowo saat membuka acara Webinar bertajuk Mendorong UPI Mikro Kecil Berdaya Saing, dalam keterangan tertulis akhir pekan lalu.
Dalam diskusi daring yang diikuti 1.900 peserta ini, Nilanto menilai Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian bangsa karena merupakan penggerak ekonomi terutama di daerah-daerah. Khusus di sektor kelautan dan perikanan, jumlah usaha pengolahan skala usaha mikro kecil memiliki proporsi terbesar dengan jumlah UPI sebanyak 62.389 atau 98,46%.
Baca Juga: KKP targetkan rehabilitasi 200 ha lahan mangrove di tahun ini
"UPI skala menengah besar hanya berjumlah 975 unit atau 1,54%,” urainya.
Adanya perubahan pola belanja masyarakat seperti, penggunaan aplikasi belanja berbasis internet serta jasa pengiriman barang semakin populer di masyarakat, perlu dilihat sebagai peluang. Karenanya, Nilanto mengajak para pelaku usaha untuk bertransformasi dari offline ke dalam sistim online.
“Yang harus diperhatikan oleh para pengolah ikan adalah menjaga kepercayaan konsumen dengan terus menjaga mutu dan meningkatkan inovasi produk hasil perikanan,” pesan Nilanto.
Senada dengan hal tersebut, Nimmi Zulbainarni, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Sosek Perikanan menyebut total UMKM di Indonesia mencapai 64 juta. Namun di saat bersamaan, baru sekitar 14,68% yang sudah Go Digital, sehingga UKM pengolahan hasil perikanan harus segera ambil bagian menuju digitalisasi atau online.
Tak hanya perubahan pola belanja, pandemi ini juga menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat dimana saat ini yang paling diburu adalah bahan pangan dan produk-produk kesehatan.
"Ini adalah peluang yang bisa diambil oleh UMKM Perikanan, karena ikan dengan kandungan gizinya mampu meningkatkan imunitas tubuh. Ditambah lagi pernyataan dari WHO bahwa virus corona tidak menyebar melalui makanan termasuk juga ikan," kata Nimmi.
Baca Juga: KKP Lepasliarkan 250 ekor lobster hasil budidaya di kawasan konservasi
Perlunya Inovasi
Plt. Kepala Balai Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Hari Eko Irianto menyebutkan bahwa Unit Pengolah Ikan (UPI) bisa berinovasi pada produk dan pengemasnya. Dia mengingatkan hal penting yang harus diperhatikan ialah produk tersebut baru, pangan organik dan pangan kesehatan, fortifikasi, makanan siap saji dan siap santap serta teknik pengolahan baru.
Kemudian dari sisi pengemasan ialah penggunaan bahan pengemas baru dan menampilkan produk dengan cara baru dan berbeda. "Bahan pengemas baru juga dapat meningkatkan kegunaan dan penggunaan produk,” terang Irianto.