Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri Grup Sinarmas, Eka Tjipta Widjaja telah berpulang dalam usia 98 tahun pada Sabtu (26/1) pukul 19.43 WIB. Sebagai pengusaha kawakan, jauh sebelum membawa Grup Sinarmas menjadi konglomerasi bisnis seperti saat ini, pahit getir pernah dialami Eka Tjipta saat awal-awal merintis usaha.
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa dia pernah masuk tahanan saat penjajahan Jepang. Dalam wawancara dengan Tabloid KONTAN pada November 1996 silam, Eka Tjipta menuturkan kenapa sampai masuk penjara Jepang.
Eka bercerita, ia merintis usaha setamat Sekolah Dasar, berkeliling Makassar menjajakan kembang gula. Lalu ia membeli becak sampai akhirnya datang Jepang yang sempat menyeretnya ke penjara.
Waktu itu, Eka tidak senang dengan Jepang. Ia banyak membaca tentang kekejaman Jepang di mana-mana. "Dari dulu saya memang suka membaca. Saya baca bahwa bangsa kita diperkosa dan dibunuh," tuturnya saat wawancara dengan Tabloid KONTAN kala itu.
Saat Jepang masuk menjajah Indonesia, Eka orangnya cepat belajar. Dalam waktu singkat, ia sudah bisa berbahasa Jepang sedikit.
Lalu Jepang meminta Eka bekerja pada mereka. Saat itu, semua harus mau bekerja untuk Dai Nippon. Tapi, waktu itu Eka menolak.
Hingga suatu ketika, tentara Jepang menemukan barang-barang yang Eka sembunyikan di sebuah peti teh di loteng. Di sana ada kemeja, handuk. "Saya dituduh memanipulasi barang. Lalu mereka masukkan saya ke penjara Makassar selama dua minggu. Tapi, ya, tak apa-apa," ujarnya.
Beruntung zaman perang pun usai dan Eka Tjipta pun kembali meneruskan usahanya hingga menjelma menjadi raksasa bisnis seperti sekarang ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News