kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Eka Tjipta Widjaja: Berawal dari berjualan permen dan biskuit keliling


Minggu, 27 Januari 2019 / 09:15 WIB
Eka Tjipta Widjaja: Berawal dari berjualan permen dan biskuit keliling


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berita duka meninggalnya Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group tersebar cepat Sabtu (27/1) malam. Bagi pria kelahiran Quanzhou, China 96 tahun lalu ini, kesuksesan tidak diraih begitu saja. Namun penuh perjuangan.  

Berasal dari keluarga miskin, bahkan membuat keluarga Eka merantau jauh dari negeri asalnya. Eka dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun. Mereka menyusul sang ayah yang sudah migrasi lebih dulu. 

Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi. Eka akhirnya tak bisa melanjutkan sekolah sehingga hanya punya ijazah SD. Ia bertekad untuk bisa membantu ayah dan ibunya.

Eka dan ayahnya mulai berjualan permen dan biskuit keliling Makassar. Eka berjualan dari pintu ke pintu. Menaiki sepeda, ia akan berhenti dan mengetuk pintu rumah calon pembeli tanpa kenal lelah.

Eka yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen. Ia menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal.

Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah. Dia mulai memproduksi sendiri kembang gulanya. Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat) .

Dia menjual kopra pada mereka. Namun, Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti. Eka kembali bangkrut. Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru.

Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian.Tahun 1950 lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa Permesta. Saat usianya 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya.

Dia mencoba bisnis kebun kopi dan kebun karet di daerah Jember. Eka mendirikan CV Sinar Mas dan mulai berbisnis membuat bubur kertas dari sisa-sisa pengolahan karet. Seiring perkembangan bisnisnya, Eka mendirikan PT Tjiwi Kimia pada 1976.

Perusahaan ini bergerak di bidang bahan kimia. Pada tahun 1980, Eka bisa membeli 10 ribu hektar kebun kelapa sawit di Riau. Tahun 1982, Eka membeli Bank International Indonesia (BII) yang dan memulai bisnis propertinya dengan nama Sinar Mas Group.

Hingga kini, Eka mungkin telah mengalami puluhan kali jatuh dan bangkit lagi. Hasilnya, saat ini Eka ada di posisi dua sebagai orang terkaya di Indonesia. Sinar Mas Group saat ini punya deretan bisnis properti yang ada di berbagai penjuru Indonesia.

Mulai dari bisnis keuangan (finance) hingga pelebaran sayap bisnis ke sektor usaha lain seperti pengolahan kelapa sawit dan bidang komunikasi. Ada beragam jenis usaha lain yang mereka milik.

Eka punya prinsip hidup jujur, bertanggung jawab, baik pada keluarga, pekerjaan dan lingkungan. Eka juga tak suka berfoya-foya dan selalu berusaha hidup hemat. Dari perjuangan Eka Tjipta si pemilik Sinar Mas Group ini, kita bisa belajar bahwa sukses memang bukan suatu hal yang instan.

Biografi:

Nama : Eka Tjipta Widjaja / Oei Ek Tjhong
Lahir : China, 3 Oktober 1923
Istri : Trini Dewi Lasuki, Mellie Pirieh
Anak : Teguh Ganda Widjaja, Oei Hong Leong, Franky Oesman Widjaja, Indra Widjaja, Frankle Widjaja, Muktar Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Sukmawati Widjaja, Ingrid Widjaja, Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjaja, Meilay Widjaja, Jetty Widjaja
Dikenal : Pendiri Sinar Mas Grup
Kekayaan : US$ 9.1 milyar (Forbes, 2018)

(Sumber: Grid.ID, Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×