Sumber: Kompas.com | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di berbagai negara Asia dan Eropa telah menyumbang devisa US$ 4,7 miliar ta pada semester I tahun 2015.
Angka itu setara dengan 68% dari total Foreign Direct Investment (FDI), walaupun selama ini penempatan TKI belum pernah mendapat insentif sebesar insentif yang diberlakukan terhadap investasi asing.
"Diperkirakan pada Desember 2015 nanti remitansi yang masuk dapat mencapai US$ 9.5 miliar. Kalau dikalikan kurs rupiah sebesar Rp 13.000, maka remitansi yang masuk sama dengan Rp 124 triliun," kata Plt. Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi (KLNP) BNP2TKI Anjar Prihantoro, Rabu (28/10).
Untuk itulah, lanjut Anjar, prioritas promosi yang dilakukan ke depan adalah ke negara Amerika Serikat, Kanada, Australia, Ingris, Arab Saudi, Qatar, UEA dan Kuwait. Adapun jabatan yang dipromosikan adalah: perawat, weldwr, tukang batu dan pekerja sektor hospitaliti.
"Tentu ini akan berjalan dengan baik kalau ada kolaborasi antara BNP2TKI dan Kementerian Perdagangan. Karena itu, perlu segera dibuat MoU agar dalam pelaksanaanya dapat berhasil optimal," kata Anjar.
Dia mengatakan, beberapa negara yang meminta tenaga kerja dari Indonesia berbeda-beda kebutuhan. Dubai, Uni Emirat Arab, misalnya meminta tenaga kerja berupa tenaga di sektor perawat. Sementara dari London permintaan tenaga kerja yang masuk adalah koki, perawat orang tua lanjut usia, perawat anak dan perawat rumah sakit, dan banyak lagi.
Untuk merealisasikan semua itu, BNP2TKI akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan. Koordinasi itu dibutuhkan untuk menyusun perjanjian kerjasama terkait promosi TKI di negara-negara non-mainstream bagi pengiriman TKI (non PLRT) dan meningkatkan brand image dengan menjadikan TKI sebagai salah satu duta produk Indonesia di luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News