Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri manufaktur kembali meningkat pada bulan Mei 2021. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia di posisi 55,3 atau naik dari 54,6 pada bulan April 2021.
Tak tanggung-tanggung, angka ini kembali mencatat rekor survei tertinggi selama 3 bulan berturut-turut. Bahkan, ini menunjukkan kondisi bisnis yang kini telah menguat dalam tujuh bulan berturut-turut.
“Permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat,” ujar IHS Markit dalam laporannya, Rabu (2/6).
Terperinci, perusahaan mencetak peningkatan yang lebih kuat dari permintaan secara keseluruhan, didukung oleh pertumbuhan permintaan baru internasional pada bulan kedua, yang memicu kenaikan produksi manufaktur pada bulan Mei 2021.
Baca Juga: Upaya Mencapai Laju Ekonomi 2021
Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan permintaan baru dan produksi yang meningkat, produsen kemudian meningkatkan pembelian bahan baku dan barang setengah jadi, sehingga memperluas pembelian selama empat bulan berturut-turut.
Para pengusaha manufaktur kemudian mengaitkan kenaikan sebagai respons baik terhadap pemenuhan permintaan saat ini dan antisipasi dari permintaan yang akan datang.
Sementara itu, perluasan jumlah tenaga kerja terlihat untuk pertama kalinya sejak 15 bulan ketika perusahaan merekrut lebih banyak pegawai untuk memperluas kapasitas operasi mereka.
Seiring dengan hal itu, tingkat kenaikan pekerjaan yang belum terselesaikan pun berkurang pada bulan Mei 2021, meski penumpukan pekerjaan masih tetap naik dalam tiga bulan berjalan.
“Perluasan jumlah tenaga kerja sepertinya membantu meringankan sebagian permintaan penumpukan pekerjaan,” terang IHS Markit.
Baca Juga: Bhima Indef: THR Tak Maksimal Genjot Ekonomi
Sayangnya, waktu pengiriman dari pemasok diperpanjang selama 16 bulan berturut-turut karena kendala pasokan berlanjut di tengah-tengah kondisi cuaca yang buruk, kurangnya bahan baku, dan masalah pengiriman seputar pandemi Covid-19.
Dengan adanya kesulitan bahan pokok yang berlanjut, stok pembelian dan barang jadi terus menipis guna memenuhi kenaikan permintaan yang dialami produsen Indonesia.
Baca Juga: Menkeu: Kinerja rupiah masih ada kecenderungan untuk terus menguat
Di tengah kendala pasokan yang masih berlanjut, inflasi biaya input tetap meningkat pada bulan Mei 2021, meskipun tingkat inflasi harga input mereda secara marjinal selama dua bulan berturut-turut.
Perusahaan memilih untuk melanjutkan berbagi beban biaya ini dengan klien, sehingga ini berkontribusi pada kenaikan harga jual rata-rata dalam 7 bulan berturut-turut.
Secara keseluruhan, perusahaan mempertahankan pandangan positif terkait produksi. Bahkan, hampir tiga perempat responden berharap bahwa produksi akan meningkat dalam periode satu tahun ke depan, dengan optimisme perbaikan situasi Covid-19 dan membaiknya kondisi ekonomi.
Selanjutnya: Laba industri di China meningkat 57% pada bulan April
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News