Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja Impor diperkirakan terus membaik seiring dengan pemulihan industri manufaktur dan investasi di dalam negeri. Meski demikian, kinerja impor yang membaik ini akan menghadapi tekanan pelemahan nilai tukar rupiah.
Senin (24/3) pukul 10.36 WIB, rupiah spot berada di level Rp 16.590 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah melemah 0,53% dibanding penutupan Jumat (21/3) yang berada di Rp 16.502 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, mengingat harga komoditas dunia serta barang impor mengalami penurunan, dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap kinerja impor yang meningkat dapat tertahan.
Baca Juga: Harga Minyak Bisa Tekan Kinerja Impor
“Jadi pertumbuhan impor masih bisa terjaga,” kata Josua dikutip Senin (24/3).
Akan tetapi, Josua melihat apabila pelemahan rupiah terus berlanjut, maka akan ada potensi risiko pelemahan impor.
Disisi lain, inflasi juga bisa terkerek akibat pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut.
Ia melihat, inflasi dari sisi supply sudah mulai mengejar inflasi dari sisi demand. Artinya jika pelemahan terus berlanjut maka bisa ada risiko pass through.
“Ini yang disebut imported inflation,” jelasnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja impor pada Februari 2025 mencapai US$ 18,86 miliar, atau meningkat 5,18% month to month (mtm), bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 17,94 miliar.
Baca Juga: Gapki: Kenaikan Pajak Impor India akan Pengaruhi Kinerja Ekspor CPO
Selanjutnya: 4 Resep Olahan Telur: Bekal Mudik Lebaran yang Enak, Praktis, dan Tidak Gampang Basi
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Ini, Simak Prakiraan Cuaca Besok (25/3) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News