kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja ekspor produk dari kawasan ekonomi khusus (KEK) terus meningkat


Kamis, 02 Desember 2021 / 19:53 WIB
Kinerja ekspor produk dari kawasan ekonomi khusus (KEK) terus meningkat
ILUSTRASI. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Eko Cahyanto menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari kuatnya peran dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat bersama dalam pembangunan maupun akselerasi pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).

Dalam catatan Eko, kinerja ekspor produk dari KEK berjalan dan meningkat, bahkan di tahun lalu nilai ekpor dari KEK Sei Mangkei Simalungun telah mencapai Rp 5,18 triliun. “Angka ini terus bertambah seiring dengan produksi oleo kimia di kawasan tersebut, sementara KEK Palu mencatat pendapatan ekspor sekitar Rp 79,9 miliar,” jelasnya.

Selain itu, Eko juga mengungkapkan bahwa KEK membantu dalam membuka lapangan kerja, hingga mewujudkan pemerataan ekonomi secara regional. Ia mencontohkan KEK Kendal yang menyumbang tenaga kerja terbanyak mencapai 8.650 orang, diikuti KEK Galang Batang sebanyak 4.531 orang.

“Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang terserap dengan hadirnya KEK tersebut mencapai 27 ribu orang,” ungkapnya dalam Kompas Talks "Tantangan dan Solusi Pengembangan KEK untuk Mendorong Industrialisasi", Kamis (2/12). 

Baca Juga: Tiga indikator perekonomian Indonesia mengalami perbaikan secara signifikan

Saat ini di Indonesia sudah ada 19 KEK, yang terdiri dari 11 KEK industri dan 8 KEK pariwisata, di antara 11 KEK industri tersebut, 8 KEK sudah beroperasi dan 3 KEK sedang dalam tahap pembangunan.

Pemerintah juga menurutnya telah menetapkan komitmen investasi KEK sebesar Rp 92,9 triliun dan realisasi investasi mencapai Rp 54,6 triliun. “Investasi terbesar adalah KEK Galang Batang mencapai Rp 12,8 triliun, disusul kemudian oleh KEK Sei Mangkei sebesar Rp 5,2 tirliun, dan diikuti oleh KEK Kendal Rp 2 triliun,” jelasnya.

Menurutnya nilai komitmen tersebut semakin bertambah dengan hadirnya investasi PT Freeport Indonesia di JIIPE Gresik yang telah melaksanakan ground breaking pada 11 Oktober 2021 dengan nilai pengembangan mencapai Rp 42 triliun. 

Baca Juga: Mengintip outlook ekonomi dan peluang investasi 2022

“PT Freeport Indonesia melakukan pembangunan fasilitas pemurnian terbaru dengan desain fasilitas single line terbesar dunia, yang nantinya mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya, dengan menyerap, sekitar 40.000 tenaga kerja. Seluruh rantai produksi akan tercipta dalam kawaan industri JIIPE dan akan bermanfaat luas bagi Gresik dan Jawa Timur,” kata Eko. 

Selain itu Eko juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya mencari terobosan dan solusi di dunia industri. Menurutnya Kemenperin memberikan perhatian khusus pada utilitas dan infrastruktur.

“Salah satu infrastruktur yang penting adalah penyediaan kawasan industri di Indonesia yang berdaya saing. Melalui penciptaan kawasan industri berawawansa lingkungan yang diperkuat dengan making industry 4.0,” katanya.

Di samping itu, untuk industri yang berlokasi di kawasan industri akan mendapatkan relaksasi perizinan berusaha, seperti mendapatkan kesesuaian kegiatan Konfirmasi Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) secara otomatis karena mengacu KKPR kawasan industrinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×