Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja menteri disorot kembali usai Presiden Jokowi kembali menunjukkan kemarahannya atas kinerja para menteri kabinet Indonesia Maju. Hingga isu resuffle kembali berhembus.
Sebelumnya, Jokowi meluapkan kemarahan ketika menghadiri Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Bali, Jumat (25/3). Kemarahan Jokowi tersebut karena banyak kementerian, pemda, dan BUMN yang masih membeli produk luar negeri alias impor.
Menganggapi hal tersebut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah berpendapat bahwa ada beberapa menteri yang dianggap blunder dan belum dapat memuaskan publik dalam memerikan kebijakan yang efektif. “jadi menteri itu yang terpenting jangan blunder” ucap piter pada kontan.co.id minggu (27/3).
Baca Juga: Ekonom Menilai Koordinasi Menteri Bidang Ekonomi Perlu Diperbaiki
Piter menyoroti beberapa kinerja menteri yang memiliki kinerja kurang memuaskan publik, yang pertama adalah Menteri ketenagakerjaan dalam mengatasi masalah Jaminan hari Tua (JHT) sehingga menimbulkan kegaduhan publik dan menurunkan kredibilitas pemerintah.
“Menaker kurang komunikasi dan tidak melihat bahwa isu ini strategis dan bisa memunculkan kegaduhan menurunkan kredibilitas pemerintah,” tegasnya.
Selain itu dia menilai, kinerja kementerian perdagangan masih di bawah harapan pasalnya dia belum dapat menuntaskan permasalahan minyak goreng hingga saat ini. Piter menambahkan kemendag perlu memiliki perencanaan kebijakan yang matang sehingga tidak menimbulkan kegaduhan yang berkepanjangan.
Walau begitu ada beberapa menteri pemerintahan jokowi yang dianggap cukup baik dalam melaksanakan tugas pemerintahan. Dia menambahkan menteri yang dianggap cukup baik yaitu Menteri keuangan, menteri BUMN. “Menteri perekonomian dan sisanya menurut saya tidak bikin blunder saja sudah oke,” tutup pitter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News