kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketimbang PSBB, Istana menilai cara ini lebih efektif untuk menekan penyebaran corona


Sabtu, 12 September 2020 / 06:10 WIB
Ketimbang PSBB, Istana menilai cara ini lebih efektif untuk menekan penyebaran corona


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman sebut Pembatasan Sosial Berskala Mikro/Komunitas (PSBMK) lebih efektif menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Hal itu menjelaskan pernyataan Presiden Joko Widodo sebelumnya. Jokowi menyampaikan dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa bahwa penerapan PSBMK lebih efektif.

"Beliau menekankan, berdasarkan pengalaman empiris dan pendapat ahli sepanjang menangani pandemi Covid-19, PSBMK lebih efektif menerapkan disiplin protokol kesehatan," ujar Fadjroel kepada wartawan, Jumat (11/9).

Saat ini kenaikan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah masih terus terjadi. Salah satunya adalah DKI Jakarta.

Baca Juga: PSBB di Jakarta diperketat, OJK dan industri jasa keuangan tetap beroperasi

Jumlah kasus harian di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir berada di kisaran 1.000 kasus. Lonjakan tersebut membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat dengan kembali menerapkan PSBB total mulai Senin (14/9).

Bila mengacu pada aturan PSBB sebelumnya, berarti seluruh kegiatan akan kembali berhenti dan hanya dikecualikan untuk 11 sektor esensial. Langkah tersebut dinilai tepat oleh Anies untuk menjaga penyebaran Covid-19.

"Dalam rapat gugus tugas percepatan pengendalian Covid-19 di Jakarta, disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu," terang Anies beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Jumat (11/9) terdapat 210.940 kasus positif. Berdasarkan angka itu sebanyak 51.635 kasus positif berada di Jakara.

Sementara untuk kasus harian terdapat penambahan sebanyak 3.737 kasus di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut sebanyak 964 kasus berasal dari Jakarta.

Selanjutnya: Penerapan PSBB Jakarta dikhawatirkan berdampak pada penurunan utilitas industri kimia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×