Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak perekonomian global diproyeksi masih akan bergulir hingga tahun depan. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global pun akan berdampak pada dinamika perekonomian Indonesia sehingga diperlukan fundamental yang kokoh untuk menghadapi tekanan tersebut.
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menyampaikan proyeksi perekonomian Indonesia tahun 2019 dalam Kompas CEO Forum, Selasa (27/11). Ia mengatakan, penting untuk memperkuat dan mengencangkan ikatan antarpilar di tengah berlanjutnya tekanan global terhadap perekonomian Indonesia. "Empat pilar ekonomi nasional itu adalah pilar moneter, fiskal, sektor riil, dan sektor jasa keuangan," ujar Mardiasmo.
Dari sisi fiskal, Mardiasmo menyampaikan bahwa APBN berada dalam kondisi yang sangat positif sepanjang tahun ini. Kementerian Keuangan pun berupaya menjaga daya tahan fiskal melalui penyusunan APBN 2019 yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi. "Dari sisi penerimaan misalnya, penerimaan pajak, bea dan cukai, hinggan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) cukup bagus," kata dia.
Oleh karena itu, Mardiasmo menegaskan kondisi APBN 2018 berada dalam kondisi yang sangat aman. Bahkan, Kemkeu optimistis defisit anggaran di akhir tahun nanti bisa tertekan ke level 1,8% dari produk domestik bruto (PDB).
Adapun, Mardiasmo juga menekankan pentingnya perbankan sebagai salah satu pilar yang mempunyai efek signifikan pada perekonomian. Perbankan harus tahan guncangan, namun juga terus mendorong inklusi ekonomi, mengoptimalkan sumber daya, potensi, dan inovasi, serta menjaga prudensial dan kredibilitas.
"Sebagai lembaga intermediasi, perbankan harus mengarahkan penyaluran kredit pada sektor-sektor yang produktif dan memiliki multiplier effect yang signifikan pada perekonomian," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News