kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Kesepakatan AS-China Bersifat Sementara, BI: Kita Harus Tetap Waspada


Rabu, 21 Mei 2025 / 16:48 WIB
Kesepakatan AS-China Bersifat Sementara, BI: Kita Harus Tetap Waspada
ILUSTRASI. BI menyampaikan, kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari hanya bersifat sementara. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/agr


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyampaikan, kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari hanya bersifat sementara. Sehingga ketidakpastian perekonomian global masih tetap tinggi.

Untuk diketahui, kedua negara tersebut telah mengkonfirmasi untuk menurunkan tarif bea masuk yang berlaku. China menurunkan tarif terhadap barang-barang ekspor AS dari 125% menjadi 10%. Sebaliknya, AS berkomitmen untuk menurunkan tarif terhadap produk China dari 145% menjadi 30%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, untuk menjaga nilai tukar rupiah ke arah penguatan, BI masih tetap melakukan intervensi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar keuangan luar negeri, seperti Hong Kong dan Eropa.

Baca Juga: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga BI Rate Jadi 5,50% pada RDG Mei 2025

Selain itu, BI juga serta transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik, dan melakukan pembelian surat berharga negara (SBN).

“Ini dilakukan terus-menerus 24 jam untuk menjaga stabilitas. Artinya apa? Bahwa kondisi global masih tidak pasti. Karena kesepakatan antara Amerika dan China itu kesepakatan sementara 90 hari, sehingga kita perlu tetap waspada.” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (21/5).

Selanjutnya, BI juga terus berupaya berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi kuartal I  2025 hanya mencapai 4,87% year on year (yoy), lebih rendah dari kuartal IV 2024 sebesar 5,02% yoy.

Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut salah satunya dilakukan dengan memangkas suku bunga atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini Rabu (21/5).

Baca Juga: Inflasi Domestik Terkendali, Peluang BI Pangkas Suku Bunga Acuan Terbuka

“Dan itulah kenapa pertimbangannya kami turunkan suku bunga BI rate. Pertimbangannya,  inflasi rendah, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga, dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Perry membeberkan, tidak hanya dengan menurunkan suku bunga, BI juga akan terus mendukung kecukupan likuiditas, juga melakukan pelonggaran kebijakan makroprudensial.

Selanjutnya: Suryacipta Gandeng Sumitomo Promosikan Subang Smartpolitan ke Investor Jepang

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 22-23 Mei, Siaga Hujan Sangat Lebat di Provinsi Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×