Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) telah ditandatangani hari ini, (15/11).
Perundingan yang awalnya dimulai dengan 16 negara, akhirnya berakhir ditandatangani oleh 15 negara, yakni 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra yakni China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru. Seperti diketahui, India menarik diri dari perundingan tahun lalu.
Meski India menarik diri, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan RCEP masih terbuka bagi India, bila India tertarik untuk kembali bergabung.
"Dalam KTT RCEP keempat pagi tadi, para pimpinan negara sepakat bahwa RCEP akan tetap terbuka bagi India bila sudah siap bergabung kembali sebagai original negotiating party," ujar Agus dalam konferensi pers, Minggu (15/11).
Baca Juga: RCEP ditandatangani, ini manfaat yang bisa didapatkan Indonesia
Menurutnya, hal ini turut memperkuat deklarasi yang dicetuskan oleh para menteri perdagangan RCEP saat menggelar Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP pada 11 November lalu.
Agus juga mengatakan, semua pihak memahami tantangan ekonomi domestik yang dihadapi India saat menarik diri dari proses perundingan RCEP.
Meski India belum ikut dalam RCEP, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo mengatakan, RCEP tetap dianggap sebagai mega regional FTA.
Baca Juga: Asia bakal punya blok perdagangan terbesar di dunia, China paling diuntungkan?
Pasalnya, bila dibandingkan dengan perjanjian dagang bebas yang diinisiasi negara lain, seperti Trans Pacific Partnership (TPP), North America Free Trade Agreement (NAFTA), hingga EU-28, penggabungan 15 negara dalam RCEP ini cukup signifikan.
"Dibandingkan dengan group yang lain, maka RCEP tetap merupakan sesuatu dalam peta perdagangan dunia," kata Iman.
Dia mengatakan, secara kumulatif, RCEP tanpa India, mewakili 29% GDP dunia, 27,1% perdagangan dunia, 29,3% FDI dunia dan 29,6% populasi dunia.
Selanjutnya: Asia to form world's biggest trade bloc, a China-backed group excluding U.S.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News