kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kendati Naik pada 2021, Kinerja BUMN Dinilai Belum Lampaui Pendapatan Sebelum Pandemi


Senin, 13 Juni 2022 / 20:43 WIB
Kendati Naik pada 2021, Kinerja BUMN Dinilai Belum Lampaui Pendapatan Sebelum Pandemi
ILUSTRASI. Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kendati Naik pada 2021, Kinerja BUMN Dinilai Belum Lampaui Pendapatan Sebelum Pandemi.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov menilai kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih tergolong biasa. Pasalnya nett profit yang didapatkan seluruh BUMN saat ini masih belum melampaui keuntungan sebelum pandemi Covid-19.

Abra menjelaskan, kinerja BUMN tidak terlepas dipengaruhi dampak pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi. Hal ini tercermin dari pendapatan BUMN tahun 2021 yang meningkat cukup pesat mencapai Rp 126 triliun.

Namun angka tersebut masih tidak terlampau tinggi bila dibandingkan pendapatan seluruh BUMN pada 2019 yang mencapai Rp 125 triliun. Namun pendapatan pada 2021 masih jauh lebih besar dibandingkan tahun 2018 yaitu Rp150 triliun.

"Secara umum kinerja BUMN masih biasa-biasa aja, belum bisa dikatakan ini luar biasa karena recovery ataupun level pemulihan yang dilakukan BUMN saat ini masih di bawah masa sebelum pandemi," tuturnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/6).

Baca Juga: Deviden BUMN Ditargetkan Naik, Begini Respons Bank Pelat Merah

Ia menjelaskan, sebagian pencapaian BUMN juga masih didukung dengan APBN, atau belum ditopang seluruhnya dari bisnis BUMN. Hal tersebut yang membuat kinerja dinilai masih biasa.

"Masih ada intervensi dari pemerintah termasuk dalam beberapa proyek strategis yang dilakukan BUMN masih mengandalkan dana dari APBN baik kereta cepat infrastruktur jalan tol dan lainnya masih sangat mengandalkan dana APBN," imbuhnya.

Kontribusi BUMN terhadap negara melalui dividen relatif masih rendah. Bahkan relatif lebih kecil sebelum pandemi tahun 2019. Abra menjelaskan, misalnya kontribusi dividen BUMN terhadap PDB itu masih 0,5% di 2019. Kemudian pada 2020 menyusut menjadi hanya 0,43%, dan terus menyusut di 2021 kontribusinya sekitar 0,18%.

Baca Juga: Ekonomi Mulai Pulih, Penyaluran Kredit Konsumsi Naik 6,4% hingga April 2022

"Di tahun ini relatif diperkirakan masih hanya sekitar 0,20% kontribusi dividen terhadap PDB. Jadi dari indikator itu juga menunjukkan kinerja BUMN juga masih belum relatif jauh lebih baik dibandingkan masa sebelum pandemi," ungkap Abra.

Namun Abra mengatakan bahwa peningkatan kinerja BUMN tak hanya menjadi beban bagi Kementerian BUMN saja. Kementerian dan lembaga lain juga memiliki peran untuk mendorong kinerja BUMN agar terus meningkat untuk sumbangsih kepada negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×