kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Inflasi Berpeluang Membuat BI Makin Hawkish, Sektor Usaha Ini akan Terhambat


Senin, 12 September 2022 / 15:43 WIB
Kenaikan Inflasi Berpeluang Membuat BI Makin Hawkish, Sektor Usaha Ini akan Terhambat
ILUSTRASI. Dampak kenaikan suku bunga BI akan dirasakan oleh beberapa sektor usaha dan korporasi.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat S&P mencermati peningkatan inflasi Indonesia yang konsisten selama beberapa bulan terakhir. Dengan kenaikan harga energi dan pangan, S&P melihat potensi inflasi yang akan terus meningkat. 

Lembaga tersebut memperingatkan, bila roda inflasi terus bergulir, maka bisa saja Bank Indonesia (BI) akan lebih agresif dalam pengetatan kebijakan moneternya. Dalam hal ini, BI diperkirakan bisa lebih agresif dalam meningkatkan suku bunga kebijakan. 

“Peningkatan inflasi ini bisa menjadi pemicu bagi bank sentral untuk meningkatkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Karena peningkatan inflasi," tutur Ekonom S&P Wilayah Asia Pasifik Vishrut Rana dalam pertemuan daring bertajuk Indonesia Braces For Turbulence, Kamis (8/9) pekan lalu.

Baca Juga: Perbaiki Likuiditas Valas yang Seret, Ini Usulan Perbanas

Senior Director, Southeast Asia Corporate Ratings S&P Xavier Jean mengungkapkan, dampak kenaikan suku bunga BI ini akan dirasakan oleh beberapa sektor usaha dan korporasi. 

Menurutnya, ada tiga kategori perusahaan yang akan terdampak dari langkah bank sentral Indonesia. 

Pertama, perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka pendek, seperti perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, ritel, agribisnis, serta mereka yang bergerak di sektor manufaktur. Kata Jean, sektor usaha tersebut akan mengalami kenaikan biaya produksi. 

Kedua, perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi seperti perusahaan infrastruktur. Ketiga, perusahaan yang kesulitan meneruskan beban bunganya kepada konsumen. 

Dalam hal ini, Jean menekankan, masalah yang dihadapi oleh korporasi adalah bukan seberapa besar suku bunga akan meningkat, tetapi apakah perusahaan bisa menyesuaikan dengan meneruskan kepada masyarakat. Dalam artian, akan ada peningkatan harga di tingkat konsumen. 

Baca Juga: Ini Bahayanya Jika Suatu Negara Dilanda The Great Retirement

Sementara itu, ia memperkirakan suku bunga BI akan naik hingga ke level 4,75% pada akhir tahun 2023. Dengan demikian, masih ada peluang bagi BI untuk kembali menaikkan suku bunga acuan beberapa kali, setelah pada Agustus 2022,  BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%. 

Jean menarik kesimpulan, BI memang perlu melakukan penyesuaian suku bunga untuk menjangkar inflasi dan ekspektasi inflasi. Namun, BI juga perlu mempertimbangkan keagresifannya, mengingat kenaikan suku bunga acuan ini akan berpengaruh pada prospek perekonomian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×