kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.057   73,30   1,05%
  • KOMPAS100 1.054   14,06   1,35%
  • LQ45 829   12,02   1,47%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   6,54   1,57%
  • IDXHIDIV20 509   7,28   1,45%
  • IDX80 120   1,60   1,35%
  • IDXV30 125   0,51   0,41%
  • IDXQ30 141   1,89   1,36%

Kenaikan harga karena rupiah lemah bisa gerus optimisme konsumen


Selasa, 10 Juli 2018 / 12:20 WIB
Kenaikan harga karena rupiah lemah bisa gerus optimisme konsumen
ILUSTRASI. Petugas Merapikan Mata Uang Rupiah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen kembali meningkat di bulan Juni tahun ini. Sebab, hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2018 naik 3 poin ke level 128,1 dibandingkan 125,1 pada bulan sebelumnya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah mengatakan, IKK yang positif ini sebenarnya disebabkan responden belum bisa sepenuhnya menangkap potensi risiko ke depan, baik yang disebabkan oleh kebijakan suku bunga The Fed maupun ketegangan perdagangan internasional. Padahal dua faktor itu akan berdampak negatif ke nilai tukar serta produksi nasional.

“IKK yang positif perlu diapresiasi bahwa pelaku ekonomi memiliki optimisme akan perekonomian nasional. Tapi kita semua jangan sampai terlena. Ada potensi risiko yang harus diantisipasi,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/7).

Ia mengatakan, pelemahan rupiah bisa berdampak ke kenaikan harga. Sementara, perang dagang bisa mengurangi permintaan ekspor. “Semuanya bisa mengancam dan mengurangu optimisme yang sekarang diyakini pelaku ekonomi,” kata Pieter.

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal juga mengatakan di bulan-bulan mendatang, tekanan memang dari pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak dunia, yang bisa mendorong kenaikan biaya input produksi baik untuk bahan baku, biaya energi, dan lain-lain.

Menurut Faisal, peningkatan konsumsi di Mei hingga Juli 2018 sebagian juga cenderung didorong oleh pembagian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 bagi PNS, Polri dan TNI. Ini efeknya hanya sesaat terhadap pertumbuhan konsumsi. “Setelah itu faktor pendorong konsumsi akan berkurang,” katanya kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×