Reporter: Irma Yani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Masa panen berakhir, harga beras pun merangkak naik lagi. Kenaikan harga beras ini jelas tak bisa dipandang remeh. Tak hanya mengancam daya beli pangan masyarakat, kenaikan harga beras juga bisa mempercepat laju inflasi. Maklum saja, beras termasuk penyumbang terbesar inflasi.
Tapi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, kenaikan harga beras tidak akan mendorong inflasi tinggi selama pemerintah cepat mengambil tindakan. "Tentu bergantung pada kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga beras ini," ujar Rusman, Senin (30/5).
Kebijakan yang bisa ditempuh pemerintah, misalnya menggelar operasi pasar dan menjamin cadangan beras nasional aman hingga akhir tahun. Pemerintah juga bisa menambah penyaluran beras bagi rakyat miskin (raskin).
Rusman mengakui, harga beras belakangan memang kembali naik. Pada Januari 2011 lalu, rata-rata harga beras Rp 9.250 per liter, di Februari turun menjadi Rp 9.120 per liter, Maret turun lagi jadi Rp 8.800 per liter, dan April kembali turun jadi Rp 8.700 per liter. Tapi Mei 2011, harganya kembali naik jadi Rp 8.750 per liter.
Menurutnya, harga beras naik karena masa musim panen telah usai. Selain itu, mendekati bulan puasa dan Lebaran harga beras juga naik. Situasi ini mendorong harga beras tetap tinggi. "Harga beras sekarang ini secara jangka panjang tidak kembali ke harga awal, jadi tetap di atas,” kata Rusman.
Kenaikan harga beras ini akan menyumbang inflasi bulan Mei ini. Tapi, menurut Rusman, dampaknya relatif kecil karena kenaikan harga beras di bulan Mei tidak terlalu besar. Bahkan, secara umum bahan makanan lain memberi kontribusi deflasi.
Tapi, beberapa pengamat ekonomi meramalkan harga beras yang tinggi akan bergulir hingga akhir tahun. Sehingga target inflasi tahun ini sebesar 5,3% hampir pasti terlewati. Sebab harga beras menyumbang 2%-3% ke inflasi.
Menurut pengamat ekonomi Doddy Ariefianto, kenaikan harga beras ini belum terasa pada inflasi Mei 2011 karena stok beras masih aman pasca panen. Jadi di bulan Mei, kalaupun terjadi inflasi, maka inflasi relatif kecil cuma sekitar 0,1%.
Kenaikan harga beras baru akan terasa pada inflasi bulan berikutnya. Dia memperkirakan, harga beras akan mendorong inflasi bulan Juni jadi 0,3%-0,4%. "Adapun di Juli inflasi akan mencapai sekitar 0,5%. Dan puncak inflasi di Agustus bisa mencapai 1%,” ujarnya. Sampai akhir tahun ia memprediksi inflasi akan mencapai kisaran 6%-6,5%.
Pengamat ekonomi UGM Sri Adiningsih juga memperkirakan, kenaikan harga beras akan mendorong inflasi ke level di atas 6% sampai akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News