Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik di Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono juga menilai, kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Reverse Repo Rate) cukup dengan kondisi pelemahan rupiah yang terjadi.
Tony bilang, nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.404 per dollar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Jumat (29/6). Level itu, jauh melampaui level yang mencerminkan level fundamental sebesar Rp 14.000 per dollar AS.
"Tadinya jika rupiah hanya Rp 14.200 per dollar AS, saya pikir kenaikan 25 bps sudah cukup. Tapi ini kan Rp 14.400 per dollar AS," kata Tony kepada Kontan.co.id.
Menurutnya, rupiah tidak saja di bawah tekanan perang dagang antara AS dan China, tetapi juga kenaikan harga minyak yang mencapai US$ 77 per barel. Hal itu, "Telah menyudutkan kredibilitas fiskal kita," tambahnya.
Tony bilang, sebagai negara pengimpor minyak, kenaikan harga minyak yang signifikan dapat mengganggu kondisi fiskal APBN.
Dengan demikian, kondisi rupiah saat ini kata Tony, seperti terkena sandwich, yaitu tertekan dari dua sisi sekaligus. Pertama, moneter. Kedua, fiskal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News