Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya kembali menaikkan bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) dalam rapat dewan gubernur (RDG) bulan ini.
Tak tanggung-tanggung, kenaikan BI mengerek bunga acuannya hingga 50 basis points (bps) menjadi 5,25%. Artinya, dalam kurun waktu dua bulan, BI telah menaikkan bunga acuan hingga 100 bps.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, besaran kenaikan bunga acuan itu masuk akal. Hal ini lantaran adanya risiko global yang mendominasi, utamanya dari tiga hal.
Pertama, normalisasi kebijakan moneter AS. Setelah memberikan sinyal kenaikan fed fund rate (FFR) sebanyak tiga kali di sepanjang 2018, perkiraan kenaikan tersebut lebih agresif, menjadi empat kali. Kedua, adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Kalau saja tidak ada isu perang dagang, saya pikir kenaikan 25 bps saja cukup," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (29/6).
Menurutnya, isu perang dagang antara AS dan China akan mendorong China untuk memperlemah nilai tukarnya dalam rangka mempertahankan kinerja ekspornya.
"Jadi kenaikan 50 bps make sense untuk menarik foreign inflow ke dalam negeri," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News