kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan waspadai penularan zoonosis


Jumat, 06 Januari 2017 / 18:33 WIB
Kemtan waspadai penularan zoonosis


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian meminta masyarakat waspada terhadap penyakit menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini dikenal dengan istilah zoonosis, yakni penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada manusia dan hewan.

Kemtan menemukan penyakit ini telah meluas di Indonesia mencapai ke pulau dan daerah yang sebelumnya belum tertular. Contoh penyakit ini seperti penyebaran penyakit rabies. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan penanganan hewan karnivora piara, terutama anjing dan kucing.

Kasubdit Zoonosis Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Boethdy Angkasa mengatakan, Kemtan telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyakit ini. Salah satunya melalui program komunikasi, informasi dan edukasi zoonosis. "Pada tahun 2016, Ditjen PKH telah melatih kurang lebih 960 orang siswa Sekolah Dasar (SD) untuk menjadi dokter hewan cilik," ujarnya, Jumat (6/1).

Program pelatihan dokter hewan cilik ini dilakukan dengan harapan mereka nantinya akan dapat menjadi duta atau kader pencegahan penularan zoonosis khususnya rabies, di mana lebih dari 50% korbannya adalah anak-anak.

Kemtan juga telah mengadakan Pemilihan Dokter Hewan Cilik Terbaik Nasional Tahun 2016 pada tanggal 28 September 2016 dalam rangkaian acara Hari Rabies sedunia (World Rabies Day). Dokter hewan cilik yang terbaik tersebut berasal dari Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, dan Bangka Belitung. Pemilihan dilakukan berdasarkan video terbaik yang dikirimkan.

Pemilihan Dokter hewan cilik tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi atau semangat para dokter hewan cilik yang telah diberikan edukasi mengenai zoonosis untuk dapat menjadi duta atau kader pencegahan zoonosis khususnya rabies, di mana lebih dari 50% korbannya adalah anak-anak. Dokter hewan cilik ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk menyebarluaskan informasi mengenai rabies dan penyakit zoonosis lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×