Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ancaman perubahan musim El Nino dan puso pada pertengahan tahun ini hingga akhir 2015, berpotensi merusak tanaman pertanian. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kemtan), setiap tahunnya, wilayah pertanian di Indonesia yang mengalami puso mencapai 25.000 hektare (ha). Namun pada tahun ini, Kemtan menargetkan dapat menekan kekeringan lahan pertanian di bawah 10.000 ha saja.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah telah mengantisipasi potensi kekeringan lahan sejak awal tahun 2015. Ia mengklaim telah membangun irigasi seluas 1 juta ha. "Sampai hari ini, fisiknya (irigasi) sudah selesai, dan ke depan kami dengan komisi IV DPR sepakat membangun darah endemis," ujar Amran, Rabu (9/7). Wilayah Endemis kekeringan di seluruh Indonesia saat ini mencapai 200.000 ha.
Amran mengklaim telah melakukan sejumlah langkah untuk menekan kekeringan di bawah 10.000 ha selain dengan pembangunan irigasi. Salah satunya adalah membagikan pompa air ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan.
Di Bojonegoro, Amran telah memberikan langsung 300 unit pompa air. Demikian juga di sejumlah daerah seperti di Jawa Tengah meliputi Pati, Demak dan Grobokan. Dengan adanya pompa air tersebut, maka petani dapat mengalirkan air dari sungai dan embung-embung ke lahan pertanian mereka.
Di Jawa Barat, potensi lahan yang kering mencapai 11.000 ha dan Kemtan telah memberikan pompa air ke sejumlah daerah penghasil pertanian seperti Cirebon dan Indramayu. Amran optimistis daerah Indramayu yang dinilai mengalami kekeringan lebih parah dibandingkan daerah lain masih bisa diselamatkan. Kemtan memiliki 20.000 pompa air tahun ini untuk dibagikan ke petani dalam rangka mengatasi kekeringan.
Sejumlah antisipasi lainnya telah dilakukan Kemtan yakni antara lain membangun irigasi tersier, membangun embung, membagikan alat-alat mesin pertanian agar masa panen bisa dipercepat.
Dari perhitungan Kemtan, Indonesia memiliki luas tambah tanam tahun 2015 mencapai 400.000 ha. Dengan jumlah tersebut, maka meskipun El Nino atau puso berdampak pada rusaknya lahan pertanian seluas di atas 10.000 ha, tidak terlalu mengkhawatirkan bagi persediaan bahan pangan nasional. Selain itu, target swasembada pangan, juga tidak terganggu untuk mencapainya tiga tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News