Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemprin) terus berperan aktif mewujudkan Indonesia Kuat melalui peningkatan produktivitas dan daya saing industri potensial di dalam negeri. Langkah strategis ini diyakini mampu menjadi fondasi yang kokoh guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar menjelaskan upaya yang dilakukan, antara lain implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, menekan defisit neraca perdagangan, pengembangan perwilayahan industri, pengembangan kualitas SDM melalui pendidikan vokasi yang link and match dengan industri, dan pelaksanaan program e-Smart IKM.
Haris menjelaskan, Making Indonesia 4.0 dijadikan sebagai strategi untuk kesiapan memasuki era revolusi industri generasi keempat. Ini juga menjadi salah satu agenda pembangunan nasional untuk mempercepat pencapaian aspirasi besar dalam mewujudkan Indonesia berada pada jajaran negara 10 ekonomi terbesar di dunia tahun 2030.
“Kesuksesan implementasi Making Indonesia 4.0 diyakini mampu mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1% sampai 2 % per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar 5 persen menjadi 6% sampai 7 % pada periode tahun 2018-2030,” paparnya dalam siaran pers, Kamis (20/9).
Untuk itu, di dalam peta jalan tersebut, terdapat lima sektor manufaktur yang tengah diprioritaskan pengembangannya dan ditetapkan sebagai industri pionir yang siap memasuki era digital. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri elektronika, serta industri kimia.
“Lima sektor industri prioritas itu sudah mempunyai daya ungkit besar dalam hal penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News