kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kemperin usul pintu masuk impor dibatasi


Kamis, 23 Agustus 2018 / 07:43 WIB
Kemperin usul pintu masuk impor dibatasi


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pemerintah menekan laju impor tidak hanya melalui pengetatan kebijakan fiskal berupa pengenaan pajak penghasilan (PPh). Pemerintah juga bisa menekan laju impor melalui kebijakan teknis, yakni pengurangan pintu masuk produk-produk dari luar negeri.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian perindustrian (Kemperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menyatakan, pelabuhan sebagai pintu masuk impor di Indonesia cukup banyak. Saat ini pintu masuk impor bisa melalui lima pelabuhan, yakni Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno-Hatta di Makassar. Impor juga bisa masuk melalui bandara internasional.

Agar impor menurun, maka Kemperin mengusulkan jumlah pelabuhan sebagai pintu masuk impor dikurangi untuk komoditas tertentu. Ini sekaligus untuk memperketat pengawasan atas produk-produk impor tersebut.

Misalnya, untuk impor produk konsumer seperti keramik, garmen, diusulkan hanya bisa masuk di beberapa pelabuhan luar Jawa. "Sampai saat ini kami masih menunggu respon dari Kementerian Perdagangan (Kemdag) karena Kemdag yang memiliki wewenang dalam hal impor," jelas Achmad, Selasa (21/8).

Pembatasan impor memang harus terlaksana. Bukan hanya untuk menyehatkan neraca dagang yang defisit, tapi juga mendukung pengembangan industri dalam negeri. Sebab, selain meningkatkan daya saing produk domestik dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), pengembangan industri domestik juga butuh dukungan dari serbuan produk asing.

Pasalnya, sejumlah barang asing kian banyak masuk ke pasar domestik. Padahal, produk sejenis sudah dihasilkan oleh industri dalam negeri. Contohnya impor produk alas kaki yang sepanjang Januariā€“Juni 2018 mencapai US$ 351,03 juta, tumbuh 24,33% dari periode sama tahun lalu. "Industri lokal harus kita dorong," ujar Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×