kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kemperin usul pintu masuk impor dibatasi


Kamis, 23 Agustus 2018 / 07:43 WIB
Kemperin usul pintu masuk impor dibatasi


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pemerintah menekan laju impor tidak hanya melalui pengetatan kebijakan fiskal berupa pengenaan pajak penghasilan (PPh). Pemerintah juga bisa menekan laju impor melalui kebijakan teknis, yakni pengurangan pintu masuk produk-produk dari luar negeri.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian perindustrian (Kemperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menyatakan, pelabuhan sebagai pintu masuk impor di Indonesia cukup banyak. Saat ini pintu masuk impor bisa melalui lima pelabuhan, yakni Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno-Hatta di Makassar. Impor juga bisa masuk melalui bandara internasional.

Agar impor menurun, maka Kemperin mengusulkan jumlah pelabuhan sebagai pintu masuk impor dikurangi untuk komoditas tertentu. Ini sekaligus untuk memperketat pengawasan atas produk-produk impor tersebut.

Misalnya, untuk impor produk konsumer seperti keramik, garmen, diusulkan hanya bisa masuk di beberapa pelabuhan luar Jawa. "Sampai saat ini kami masih menunggu respon dari Kementerian Perdagangan (Kemdag) karena Kemdag yang memiliki wewenang dalam hal impor," jelas Achmad, Selasa (21/8).

Pembatasan impor memang harus terlaksana. Bukan hanya untuk menyehatkan neraca dagang yang defisit, tapi juga mendukung pengembangan industri dalam negeri. Sebab, selain meningkatkan daya saing produk domestik dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), pengembangan industri domestik juga butuh dukungan dari serbuan produk asing.

Pasalnya, sejumlah barang asing kian banyak masuk ke pasar domestik. Padahal, produk sejenis sudah dihasilkan oleh industri dalam negeri. Contohnya impor produk alas kaki yang sepanjang Januariā€“Juni 2018 mencapai US$ 351,03 juta, tumbuh 24,33% dari periode sama tahun lalu. "Industri lokal harus kita dorong," ujar Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×