kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kementerian PUPR targetkan bendungan Napun Gete di NTT beroperasi akhir tahun ini


Rabu, 05 Agustus 2020 / 16:10 WIB
Kementerian PUPR targetkan bendungan Napun Gete di NTT beroperasi akhir tahun ini
ILUSTRASI. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta pembangunan Bendungan Napun Gete yang berada di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selesai lebih cepat dalam rangka mendukung ketahanan air dan pangan nasional.

Menurut Basuki, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain.

"Kita upayakan selesai lebih cepat dari jadwal semula Mei 2021, karena mengejar musim hujan 2021 awal," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/8).

PUPR menyebutkan, progres pembangunan Bendungan Napun Gete saat ini sudah mencapai 84,21%, dengan rencana dilakukan impounding pada Desember 2020. Saat ini konstruksi bendungan sudah berada di level ketinggian 210 meter atau sisa 13 meter dari rencana ketinggian bendungan 220 meter. Dalam waktu dekat, pembangunan fisik akan masuk pada tahap mechanical dan landscape.

"Bendungan Napun Gete direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar. Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 khususnya di bidang pertanian," kata Basuki.

Baca Juga: Realiasi belanja Kementerian PUPR baru Rp 33,9 triliun hingga awal Agustus

Sebagai informasi, Bendungan Napun Gete memiliki kapasitas tampung 11,22 juta m3 dengan luas genangan 99,78 hektare (Ha). Menurut Menteri Basuki, keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dari Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 dan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta m3.

Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m3/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt. Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pembangunan Bendungan Napun Gete menggunakan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan masa pelaksanaan Januari 2017 dan selesai Oktober 2020.

Selama masa pandemi Covid-19, pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya.

"Sebelum peresmian nanti, jalan akses sepanjang 11 kilometer agar diaspal, anggaran yang dibutuhkan tidak sampai Rp 100 miliar, nanti kita lakukan adendum," tutur Basuki.

Asal tahu saja, hingga saat ini, Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah membangun tujuh bendungan di Nusa Tenggara Timur. Dua bendungan telah selesai yakni Raknamo di Kabupaten Kupang pada tahun 2018 dan Rotiklot di Kabupaten Belu tahun 2019. Selanjutnya Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Manikin di Kota Kupang, dan Napun Gete tengah dalam proses konstruksi.

Sisanya dua bendungan lain yakni Mbay di Kabupaten Nagekeo dan Welekis di Kabupaten Belu dalam tahap persiapan pembangunan. Bendungan Mbay mulai lelang bulan depan dan Welikis lelang tahun depan.

Baca Juga: Menteri PUPR targetkan financial close proyek Jalintim Sumsel sebelum Januari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×