kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan Alokasikan Rp 48 Miliar untuk Pencegahan dan Pengendalian PMK


Rabu, 18 Mei 2022 / 19:55 WIB
Kementan Alokasikan Rp 48 Miliar untuk Pencegahan dan Pengendalian PMK
ILUSTRASI. Peternak memberikan pakan kepada kambing ternaknya di Dusun Cipendey, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022). Kementan Alokasikan Rp 48 Miliar untuk Pencegahan dan Pengendalian PMK.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak mengirimkan logistik kesehatan berupa Vitamin, Antibiotik, Antipiretik, Desinfektan dan APD ke beberapa wilayah yang diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini dalam upaya melakukan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

“Mulai tanggal 7 – 12 Mei lalu kami sudah melakukan pengiriman logistik tahap 1 ke beberapa provinsi," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah dalam keterangan resminya, Rabu (18/5).

Nasrullah menyebutkan, pada 16 Mei 2022 lalu, Kementan kembali melakukan pengiriman logistik tahap ke-2 untuk wilayah yang diduga terjangkit PMK termasuk Jawa Timur dan Aceh.

Menurutnya keseluruhan obat-obatan yang telah Kementan kirimkan sebesar Rp 534,29 juta dan pengiriman berikutnya akan dilakukan pada tanggal 18 Mei 2022.

Baca Juga: Mentan Syahrul Optimistis PMK Dapat Segera Diatasi

“Begitu ada wabah penyakit PMK, kami bersama-sama dengan Pemerintah Daerah terus melakukan koordinasi, sehingga mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk dapat mengendalikan penyebaran wabah PMK,” ujar Nasrullah.

Nasrullah menyampaikan, pengendalian penyebaran PMK menjadi mutlak yang harus dilakukan agar segera ditangani. Menurutnya, saat ini hewan yang terinfeksi telah diberikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik, dan penguatan imun. Kondisi terakhir pada hewan ternak yang telah diberikan obat dan vitamin juga sudah mulai membaik.

"Alhamdulillah pemberian dalam bentuk Vitamin, Antibiotik, Antipiretik, Desinfektan dan APD untuk petugas hasilnya jauh lebih baik, seperti hewan yang meler mulai segar dan yang tadinya tidak bisa berdiri kini sudah berangsur normal. Pemberian desinfektan juga sudah kita sarankan di kandang dan area pemeliharaan," ujar Nasrullah.

Nasrullah berharap, dengan pemberian obat-obatan dapat mencegah meluasnya wabah PMK.

Selanjutnya pemerintah juga berencana akan mengirimkan bantuan logistik obat-obatan, vitamin dan APD ke provinsi sentra ternak yang masih bebas PMK seperti Sulawesi Selatan, NTT dan Bali. Pengiriman tersebut direncanakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Nasrullah mengungkapkan, Kementan saat ini telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 48 Miliar untuk pencegahan dan pengendalian PMK, terutama pengadaan vaksin nasional.

Baca Juga: Penyakit Mulut dan Kaki Jadi Momok, Ini Strategi yang Dilakukan Kementan

"Pembiayaan pengendalian dan pencegahan PMK ini selain dari APBN, juga ada sinergi dengan APBD dan sumber pembiayaan lainnya," ungkap Nasrullah.

Munculnya virus PMK ini, tentunya menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Hal ini wajar karena sudah lebih dari 20 tahun yang lalu sejak Indonesia terakhir kali menangani PMK. Meskipun demikian, Indonesia telah mempunyai pengalaman dalam menangani kasus penyakit hewan ini.

“Insya Allah, dengan menggandeng banyak pihak mulai dari Pemerintah Daerah, akademisi, para pelaku usaha, asosiasi, serta peternak, maka kita upayakan bersama-sama agar PMK ini bisa teratasi dengan baik, serta dapat meminimalisir kerugian yang mungkin timbul dari munculnya wabah ini,” ucap Nasrullah.




TERBARU

[X]
×