Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pemerintah terus menjaga momentum baik ini agar PMI manufaktur Indonesia tetap di atas level 50 yang menunjukkan bahwa industri manufaktur nasional sedang ekspansif.
“Oleh karena itu, kami akan terus menyelaraskan dan memperkuat kebijakan terutama terkait dengan masalah lama waktu pengiriman bahan baku dan penolong industri sebagaimana yang diindikasi oleh IHS Markit,” papar Agus.
Menanggapi hasil survei PMI manufaktur Indonesia pada bulan Mei, Jingyi Pan selaku Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit mengatakan, secara keseluruhan, perusahaan tetap optimistis mengenai output pada masa mendatang dengan harapan kondisi Covid-19 membaik.
“Sangat penting bahwa situasi pandemi terus terkendali, khususnya dengan wabah yang meluas di wilayah Asia dan pasca-liburan Idulfitri agar tidak menggagalkan pemulihan yang sedang berlangsung,” tuturnya.
Menurut IHS Markit, PMI Manufaktur Indonesia yang berada di posisi 55,3 pada Mei 2021 merupakan yang tertinggi selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini juga menandakan kondisi bisnis telah menguat dalam tujuh bulan belakangan.
Dua komponen terbesar indeks headline, yaitu output dan permintaan baru, merupakan kontributor utama dalam peningkatan rekor PMI manufaktur Indonesia pada bulan Mei.
Di samping itu, IHS Markit juga melaporkan, waktu pengiriman dari pemasok diperpanjang selama enam belas bulan berturut-turut karena kendala pasokan berlanjut di tengah-tengah kondisi cuaca yang buruk, kurangnya bahan baku, dan masalah pengiriman seputar pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kinerja manufaktur kembali cetak rekor, ini kata Kepala BKF Kemenkeu
Dengan adanya kesulitan bahan pokok yang berlanjut, stok pembelian dan barang jadi terus menipis guna memenuhi kenaikan permintaan yang dialami produsen Indonesia.
Terkait hal tersebut, Menperin akan memastikan bahwa kendala logistik di lapangan dapat segera teratasi. Arus bahan baku di dalam dan luar negeri yang masuk ke Indonesia akan jadi perhatian bagi pemerintah.
“Untuk itu, kami akan koordinasi dengan stakeholder agar arus bahan baku itu dapat berjalan dengan baik, terutama terkait penyediaan kontainer untuk pengiriman ke luar negeri,” tegas Agus.
Dalam rangka penataan ekosistem logistik nasional tersebut, sedikitnya ada tiga hal utama yang perlu mendapat perhatian. Pertama, kolaborasi layanan pemerintah dengan platform logistik swasta. Kedua, regulasi yang efisien dan standar layanan yang prima. Ketiga, dibutuhkan strategi penataan yang tepat.
Di sisi lain, Kemenperin mendorong akselerasi pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong guna mendorong para pekerja di sektor industri bisa bekerja lebih produktif lagi. Upaya ini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Ekonom: Kenaikan PMI tidak langsung kerek serapan tenaga kerja di industri manufaktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News