kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KemenKopUKM Perkuat Koperasi Petani Bangun Pabrik Minyak Sawit Merah


Rabu, 25 Mei 2022 / 13:10 WIB
KemenKopUKM Perkuat Koperasi Petani Bangun Pabrik Minyak Sawit Merah


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) tengah mempersiapkan sejumlah koperasi petani sawit di seluruh Indonesia, untuk membangun pabrik minyak sawit merah sebagai upaya untuk turut ambil bagian dalam rantai pasok (supply chain) minyak sawit di dalam negeri. 

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat menerima audiensi Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Fortasbi), Selasa (24/5) mengatakan, sudah saatnya petani sawit berkoperasi agar bisa mengakselerasi hilirisasi dan memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri. 

Audiensi ini sekaligus sebagai tindak lanjut pertemuan Fortasbi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 23 Maret 2022. 

“Salah satu pesannya adalah, supaya asosiasi petani bisa membangun pabrik minyak sawit merah atau minyak makan merah. Serta inisiatif Kelompok Petani Sawit Swadaya untuk berperan dalam tata produksi minyak sawit dan minyak goreng melalui organisasi koperasi,” kata Teten dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (25/5). 

Baca Juga: Catatkan Defisit, Neraca Pembayaran Indonesia Masih Membaik di Awal Tahun 2022

Teten mengungkapkan, akan ada piloting pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit merah di sejumlah lokasi. Antara lain di Kalimantan Tengah, Riau, dan Jambi.

Termasuk membentuk gugus tugas pembangunan pabrik minyak sawit merah yang melibatkan KemenKopUKM, LPDB-KUMKM, BPDPKS, serta asosiasi dan organisasi petani. Tujuannya adalah untuk mewujudkan keinginan petani sawit menjadi bagian supply chain minyak goreng di dalam negeri sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani sawit. 

“Jadi para petani tak harus pusing lagi di mana menjual buah tandan segar (TBS) sawit,” ucap Teten.

Diakuinya, saat sebelum pandemi COVID-19 melalui program korporatisasi petani salah satunya yang menjadi sasaran adalah petani sawit agar kesejahteraan mereka bisa menjadi lebih baik lagi.

Dalam piloting tersebut, kata MenKopUKM juga difokuskan terkait isu kelembagaan, pembiayaan, maupun perluasan pasar petani sawit secara swadaya. KemenKopUKM juga akan menyiapkan ekosistem serta membangun korporatisasi petani yang terhubung dengan market, pembiayaan, dan teknologi pengolahan yang modern.

Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Pendapatan Tahun 2022, Simak Strategi Mahkota Group (MGRO)




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×