Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto
Kemudian, ke-35 jenis pekerjaan ini, diklaim telah mewakili berbagai sektor seperti manufaktur, telekomunikasi dan IT, layanan akomodasi dan makanan, konstruksi, serta jasa ilmiah profesional lainnya.
“Hasil kajian COL ini dapat menjadi dasar perumusan berbagai kebijakan oleh pemangku kepentingan. Terutama terkait pendidikan, pelatihan, upaya-upaya aktif dalam meningkatkan keterampilan pekerja, dan juga sebagai jembatan antara supply dan demand tenaga kerja,” ujar Rudy di dalam keterangan tertulis, Rabu (29/4).
Baca Juga: Pemerintah tidak menjamin peserta pelatihan kartu prakerja mendapat pekerjaan
Rudy menjelaskan, di dunia internasional sendiri, Daftar Pekerjaan Kritis telah digunakan untuk menyusun kebijakan pendidikan dan migrasi tersasar yang menangani kesenjangan keterampilan kritis.
Tak hanya itu, Daftar Pekerjaan Kritis juga membantu para pembuat kebijakan untuk menentukan investasi-investasi program pelatihan, penyesuaian insentif untuk program pemagangan, serta keterampilan-keterampilan mana saja yang harus dikembangkan oleh pencari kerja untuk meningkatkan nilai mereka di pasar tenaga kerja.
"Dengan adanya daftar ini, maka ketidaksesuaian tenaga kerja dengan kebutuhan industri dapat terus diperkecil ke depannya," kata Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News