Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis momentum perbaikan ekonomi pada kuartal I-2021 akan terus berlanjut, sehingga pada kuartal II-2021 ekonomi dapat tumbuh positif dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.
Berbagai indikator ekonomi berhasil menunjukkan tren positif sepanjang kuartal I-2021, di antaranya PMI yang meningkat, indeks kepercayaan konsumen yang membaik, peningkatan volume penjualan mobil dan konsumsi listrik, serta pulihnya aktivitas ekspor impor.
“Kemarin BPS sudah mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal 1 di 2021 sekitar minus 0,7%. Ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi kita itu sudah solid dan konsisten. Kita mulai sejak tahun 2020 kemarin yang di Q2 kan minusnya hampir 5,3%, kemudian trendnya terus meningkat sampai di kuartal satu ini (tahun 2021) mendekati 0%. Dan kalau kita lihat di bandingkan negara-negara lain memang hampir rata-rata negara lain itu Q1 nya relatif semuanya meningkat, tapi Indonesia termasuk yang lebih baik dibandingkan negara lain,” jelas Kunta Wibawa Dasa Nugraha selaku Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, pada acara Dialog Kabar Kamis di Media Center KPCPEN yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (6/5).
Kunta menunjukkan bahwa seluruh leading indicators di bulan Januari-Februari memang masih ada beberapa yang berada di zona merah, tetapi Kunta menambahkan bahwa mulai bulan Maret semua leading indicators sudah berada di zona hijau.
Baca Juga: Selama Ramadan dan lebaran, MIDI proyeksikan penjualan tumbuh 15%-20%
Kunta menilai ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sudah berada pada tren pemulihan yang diharapkan. Kunta juga berharap bahwa nanti di kuartal dua perekonomian Indonesia akan jauh lebih baik, sehingga ekonomi Indonesia di tahun 2021 ini bisa tumbuh sesuai prediksi yaitu antara 4,5%-5,3%.
“Ini kondisi yang ingin saya sampaikan bahwa baik dari sisi konsumsi rumah tangga, investasi maupun dari sisi produksi dan terutama perdagangan internasional semuanya menunjukkan peningkatan,” lanjut Kunta.
Kunta menambahkan bahwa beberapa lembaga ekonomi dunia sudah memperbaiki prediksi pertumbuhan ekonomi global. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 berada pada angka 6%, naik 0,5% dari prediksi sebelumnya. OECD juga memperkirakan pertumbuhan global sebesar 5,6% naik 1,4% dari prediksi sebelumnya dan Worldbank memprediksi sebesar 4% pertumbuhan global tahun ini.
Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) tambah 200 gerai tahun ini
Menurutnya, terdapat beberapa perkembangan positif pada perekonomian global, diantaranya PMI Manufaktur Maret yang mencapai 55, pasar keuangan yang sudah mulai kembali stabil dengan volatilitas yang turun, harga komoditas yang meningkat, peningkatan pertumbuhan di Tiongkok yang dapat memicu peningkatan confidence global, serta pelaksanaan vaksinasi global yang progresif.
Tapi ia mengingatkan bahwa masih ada beberapa permasalahan global yang masih perlu diwaspadai, terutama mengenai kasus harian yang semakin dan juga akses vaksin yang mungkin belum merata termasuk adanya embargo dari India yang membuat distribusi vaksin mulai ada kendala.
Baca Juga: Indonesia dinilai diuntungkan dari naiknya komoditas
Selain itu, ada beberapa sektor yang secara kontak intensifnya masih sulit pulih juga termasuk sektor hotel/restoran, adanya kemungkinan normalisasi kebijakan moneter AS lebih cepat, proteksionisme, dan juga pemulihan ekonomi global yang tidak merata.
“Dengan kondisi ini kami tetap optimis bahwa Indonesia pertumbuhan ekonominya sudah konsisten dan juga menunjukkan pemulihan sangat solid. Tapi ini juga perlu (kewaspadaan) untuk menghadapi tadi risiko-risiko yang masih ada. Kita akan terus mengendalikan pandemi, memperkuat recovery dan juga memperkuat reformasi,” kata Kunta.
Terakhir, Kunta tidak lupa mengajak masyarakat agar senantiasa menjaga disiplin protokol kesehatan karena pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional sangat bergantung pada pengendalian pandemi. Pemerintah terus melanjutkan vaksinasi, menangani kasus pandemi, dan menguatkan 3M-3T agar jumlah kasus Covid-19 tetap terkendali.
Selanjutnya: Jika tarif PPN naik pada tahun depan, begini efeknya ke inflasi menurut ekonom
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News