Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih berhati-hati dalam menghitung potensi penghematan subsidi energi.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, realisasi subsidi listrik maupun BBM bersubsidi akan sangat bergantung pada berbagai faktor eksternal.
“Realisasi dari nominal rupiah subsidi energi, BBM, dan listrik itu akan bergantung dari banyak faktor. Bukan hanya volume, tapi juga nanti kita lihat ICP-nya berapa, harga minyak kita berapa, nilai kurs kita berapa, dan seterusnya,” kata Luky dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (22/9/2025).
Baca Juga: Subsidi Energi Dirombak: BBM dan LPG 3 Kg Bakal Ikuti Skema Listrik
Ia menegaskan, pemerintah belum bisa memastikan berapa angka penghematan subsidi hingga akhir tahun, lantaran masih ada tiga bulan berjalan dengan dinamika harga energi dan nilai tukar yang tinggi.
“Sekarang masih bulan September, masih ada tiga bulan ke depan, jadi kita masih terus melihat pergerakan faktor-faktor tersebut yang kita tahu sangat dinamis,” ujarnya.
Meski demikian, pemerintah tetap mengedepankan strategi pengelolaan subsidi yang hati-hati dan prudent.
Baca Juga: Subsidi Energi 2026 Terancam Bengkak, Imbas Impor dari AS
Luky juga menekankan, pemerintah masih memiliki kewajiban pembayaran kepada badan pelaksana penyedia BBM dan listrik bersubsidi yang harus diperhitungkan dalam alokasi anggaran.
Asal tahu saja sampai dengan Agustus 2025, Kemenkeu sudah mengucurkan belanja subsidi dan kompensasi senilai Rp 218 triliun hingga 31 Agustus 2025. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk menanggung kebutuhan energi dan pertanian, meliputi BBM, LPG 3 kg, listrik bersubsidi, serta pupuk.
Selanjutnya: Menkeu Purbaya Sebut Tarif Cukai Rokok 2024 Masih Dalam Pembahasan
Menarik Dibaca: Ini Oppo Reno 14 Didukung Fast Charging 80 Watt dan Baterai Jumbo 6.000 mAh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News