Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2022 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil mendeteksi tuberculosis (TBC) sebanyak lebih dari 700.000 kasus. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak TBC menjadi program prioritas Nasional.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril mengatakan pendeteksian tertinggi penyakit TBC berkat adanya komitmen dari pemerintah dan surveilans yang semakin gencar.
“Pendeteksian adalah langkah awal untuk bisa mengobati pasien TBC, sehingga tahun 2022 dilakukan deteksi TBC besar-besaran,” ujar Syahril dalam keterangan tertulis, Jumat (31/3).
Dimana Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita TBC, sehingga 90% dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024.
“Kemenkes menargetkan pencapaian deteksi TBC sebesar 90% pada 2024. Upaya skrining besar-besaran sudah dimulai sejak 2022,” ucapnya.
Baca Juga: Mengenal Gejala dan Risiko Penyakit TBC yang Perlu Anda Ketahui
Syahril menjelaskan pentingnya penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara tuntas sampai sembuh, dalam memutus penularan TBC di masyarakat.
Angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 85%. Sementara angka keberhasilan pengobatan TBC resisten obat di Indonesia tahun 2022 secara umum keberhasilannya 55%.
Ia melanjutkan, Kemenkes juga sudah membuat protokol yang baru, kerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk juga mendorong dana Global Fund yang disalurkan ke provinsi, kabupaten dan kota agar terealisasi lebih cepat.
Bahkan, untuk percepatan penanganan TBC pemerintah juga telah menjalin kerja sama luar negeri untuk pengendalian TBC di Indonesia. Pada 14 November 2022 telah dijalin kerja sama Indonesia dengan United Arab Emirates (UAE) dalam pengentasan TBC.
UAE melalui Nota Diplomatik Kedubes PEA di Jakarta No. 1/3/19-281 menyampaikan komitmen Pemerintah Uni Emirat Arab untuk memberikan hibah berupa Financial Aid sebesar US$ 10 juta untuk mendukung program pencegahan tuberkulosis di Indonesia.
Baca Juga: Penyakit TBC: Penyebab, Gejala, dan Cirinya saat Sudah Parah
Sebagian informasi, penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dengan jumlah kasus 969.000 dan kematian 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Berdasarkan Global TB Report tahun 2022 jumlah kasus TBC terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun. Di Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News