kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kemenhub rencanakan autonomus rail rapid transit jadi moda transportasi ibu kota baru


Jumat, 20 September 2019 / 08:06 WIB
Kemenhub rencanakan autonomus rail rapid transit jadi moda transportasi ibu kota baru
ILUSTRASI. Menhub Budi Karya Sumadi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan tengah menyiapkan pengembangan sektor transportasi di ibu kota baru. Transportasi massal pun menjadi angkutan utama yang digunakan oleh masyarakat. Rencananya, salah satu transportasi massal yang akan digunakan adalah autonomus rail rapid transit (ART).

"Angkutan massal yang dibangun di ibu kota baru di antaranya adalah kereta api, karena ramah lingkungan dan kapasitasnya banyak, dan waktunya juga tepat. Salah satu jenis kereta api yang berteknologi tinggi yang bisa digunakan yaitu ART atau kereta tanpa rel," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis.

Menurut Budi, ART ini dapat menekan biaya investasi karena tidak perlu membangun jalur rel kereta api. Namun, Budi mengakui masih diperlukan kajian terkait ART mengingat transportasi ini termasuk teknologi yang baru. Sebelum menggunakan ART, Budi pun mengatakan akan menggunakan moda transportasi bus terlebih dahulu.  

Baca Juga: Lahan ibu kota baru disebut tanah Sukanto Tanoto, ini penjelasan Bappenas

"Investasi rel itu mahal sekali, 1 km itu bisa sampai Rp 200 miliar-Rp 300 miliar, kalau elevated bisa Rp 400 miliar. Kalau ini dia tanpa menggunakan rel sehingga menekan harga. Tapi teknologinya ini kan baru, jadi kita gunakan dulu bus gandeng. Tapi untuk ke depannya, konsep yang disiapkan adalah ART," jelas Budi.

Nantinya, transportasi yang dikembangkan di ibu kota baru memiliki konsep Smart City, Smart Mobility. Konsep ini artinya membuat sistem transportasi yang ramah lingkungan dan berteknologi tinggi.  

Baca Juga: Anies menargetkan jalur sepeda Jakarta rampung akhir 2019

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor juga mengatakan, seluruh pembangunan ibu kota baru harus ramah lingkungan agar alam di Kalimantan tetap terjaga. "Pembangunan ini 60% ruang terbuka hijau. Harus ada reboisasi yaitu hutan yang ditebang ditanam kembali di tempat lain. Hutan jangan sampai terganggu polusi. Kalimantan ini diawasi seluruh dunia bukan hanya Indonesia," ujar Isran.  

Sementara itu, beberapa infrastruktur sarana dan prasarana lain yang rencananya akan dibangun di ibu kota baru adalah pedestrian, e-bikee-scooter serta LRT atau MRT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×