Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin stok barang kebutuhan pokok, khususnya beras cukup selama bulan puasa hingga Lebaran 2020.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto menerangkan, stok beras nasional berdasarkan laporan Perum Bulog dan Kementerian Pertanian saat ini mencapai 3,3 juta ton. Stok tersebut tertiri atas stok di Perum Bulog sebesar 1,39 juta ton, stok di penggilingan sebesar 1,2 juta ton, stok di pedagang sebanyak 728.000 ton, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar 30.620 ton, dan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan BKP sebesar 2.939 ton.
“Kementerian Perdagangan menjamin stok beras aman selama bulan puasa Ramadan dan menjelang Lebaran 2020. Pemerintah akan bekerja keras menjaga stok beras dapat tercukupi dengan harga stabil agar masyarakat tidak perlu khawatir dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan khidmat,” ujar Suhanto seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Sabtu (25/4).
Baca Juga: Amankan stok pangan, pemerintah gunting syarat perizinan impor
Suhanto juga menerangkan, berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, sepanjang Maret–Agustus 2020 potensi produksi beras dalam kondisi normal sekitar 19,8 juta ton.
Namun, ada pula potensi penurunan produksi sekitar 10%, sehingga produksi Maret–Agustus 2020 diasumsikan menjadi sekitar 17.85 juta ton dan ketersediaan beras menjadi 21.366.003 ton.
Membandingkan dengan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 15,09 juta ton, Suhanto pun memperkirakan masih ada surplus beras sebanyak 6,26 juta ton. "Diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan November 2020,” Kata Suhanto.
Dia juga mengatakan, sebagian besar sentra produksi telah memasuki panen raya dan diperkiarkan selesai pada Mei 2020.
Suhanto tak menampik adanya penurunan signifikan terhadap stok beras di gudang penggilingan Perpadi. Beras tersebut pun sudah dipasok ke pasar melihat permintaannya mencapai tiga kali lipat.
Peningkatan permintaan tersebut dipengaruhi pembelian masyarakat yang tinggi lantaran sebagian besar masyarakat berdiam diri di rumah atau kerja dari rumah. Tak hanya itu, permintaan tinggi pun didotong adanya paket bantuan bahan pokok oleh pemerintah dan daerah.
Menurut Suhanto, salah satu langkah antisipasi yang sudah dilakukan Kemendag bila Covid-19 berlangsung lebih lama dari perkiraan adalah dengan menerbitkan Permendag 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras.
“Penerbitan Permendag ini dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan gabah/beras oleh Perum Bulog guna memperkuat stok pemerintah, sesuai dengan amanat Perpres 48 Tahun 2016 Pasal 4 ayat (2) tentang Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional,” terang Suhanto.
Untuk membantu menjaga ketersediaan beras pun, Kemendag sudah menugaskan Perum Bulog sejak awal 2020 hingga saat ini untuk terus menyalurkan beras ke pasar melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium.
Menurut Suhanto, penyaluran beras tersebut dilakukan melalui distributor besar dan mitra Bulog juga ritel modern, dimana harga yang dijual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga Kemendag memastikan selain pasokan yang tersedia, harganya pun terjangkau.
Baca Juga: Di tengah pandemi virus corona, berapa stok pangan yang dimiliki Bulog?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News