Reporter: Dina Farisah | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Perdagangan berencana menggelar hajatan ASEAN Latin Business pada pekan depan. Forum ini bertujuan meningkatkan kerjasama antar kawasan ASEAN dengan Amerika Latin.
Bila tak ada aral melintang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membuka acara yang berlangsung Senin (9/7) ini. Rencananya, acara tersebut akan berlangsung dua hari. Nantinya, forum bisnis ini akan ditutup oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada hari Selasa (10/7).
Sejumlah pejabat tinggi ASEAN dan Amerika Latin akan hadir dalam acara ini. Kementerian Perdagangan mengaku sudah menerima konfirmasi sejumlah petinggi diantaranya; Menteri Perdagangan Singapura, Menteri Perdagangan Mexico dan METI Malaysia Sri Mustafa Muhamad. Dalam forum bisnis tersebut, hadir sebagai pembicara, yakni Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Tjitjip Soetardjo dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Chatib Basri.
Gita mengatakan, kawasan Amerika Latin sangat potensial sebagai mitra dagang. Hingga saat ini, Gita mengatakan volume perdagangan Amerika Latin mencapai US$ 8,4 triliun. Sayangnya, dia bilang volume perdagangan itu belum dimanfaatkan secara optimal oleh ASEAN. Menurutnya, mitra dagang Amerika Latin justru lebih banyak dari negara non ASEAN.
Untuk meningkatkan kerjasama perdagangan ini, Gita membuka kesempatan perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Latin. Cuma, dia ingin melihat tren perdagangan kedua belah pihak terlebih dahulu. Gita yakin, kerja sama Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-Latin akan meningkatkan derajat dan martabat ASEAN di sektor itu. “Kami membuka diri melakukan diskusi untuk mempertajam kesepakatan dua zona,” jelas Gita, Kamis (5/7).
Namun, pengusaha menganggap FTA ASEAN-Amerika Latin terlalu dini. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi berharap pemerintah mengkaji rencana tersebut dahulu. Dia minta pemerintah memprioritaskan sektor mana saja yang layak dikerjasamakan.
Salah satu yang layak adalah sektor peternakan. Sofyan mengaku, sektor peternakan asal Amerika Latin sudah ingin masuk ke Indonesia. Namun, lagi-lagi, dia bilang kerja sama ini terhambat infrastuktur.
Selain peternakan, sektor potensial untuk kerja sama adalah pertambangan dan perikanan. Chili sangat kuat di sektor perikanan, Kolombia unggul dalam komoditas jagung sementara Equador merupakan eksportir terbesar pisang, perikanan dan bunga.
Menurutnya, banyaknya sektor dan peluang yang ditawarkan Amerika Latin membuat pemerintah harus berhati-hati dan cermat melakukan tahapan demi tahapan studi. Sofyan memperkirakan, paling cepat FTA ASEAN-Latin dilakukan tiga tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News