kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keluarga korban sandera Abu Sayyaf tidak mampu bayar tebusan Rp 10 miliar


Kamis, 21 Februari 2019 / 15:27 WIB
Keluarga korban sandera Abu Sayyaf tidak mampu bayar tebusan Rp 10 miliar


Reporter: kompas.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BAUBAU. Kelompok teroris Abu Sayyaf menyandera dua nelayan asal Wakatobi, Hariadin dan Heri Ardiansyah, saat sedang menjaring ikan di perairan Sandakan-Tawau, Filipina. Agar kedua nelayan tersebut dibebaskan, kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan Rp 10 miliar. 

Fitria Amelia, keponakan dari Hariadin, mengaku tidak mempunyai uang Rp 10 miliar sehingga meminta bantuan pemerintah untuk membebaskan pamannya tersebut. “Kami ini tidak ada uang (nilainya) sebesar permintaan itu. Kami ini orang kecil, orang susah. Kami mau ambil di mana itu uang,” kata Fitri Amelia, Kamis (21/2). 

Ia mengetahui adanya permintaan uang tebusan tersebut setelah orang dari Kementrian Luar Negeri datang melihat dan memotret rumah keluarga korban sandera di Kabupaten Wakatobi pada tiga minggu lalu. 

“Orang kementerian itu datang dan memfoto rumah. Dia melihat keadaan rumah. Dia katakan, kelompok Abu Sayyaf minta uang tebusan Rp 10 miliar. Kami tidak punya uang sebesar itu,” ujarnya. 

Sebelumnya, sebuah video penangkapan dua warga negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, oleh kelompok Abu Sayaf, Filipina, viral di media sosial, Rabu (20/2). Video yang berdurasi sekitar 34 detik tersebut memperlihat dua WNI diikat dan direkam untuk meminta bantuan Pemerintah Indonesia. 

Di video tersebut berdiri beberapa orang lelaki yang menggunakan penutup kepala sambil menenteng senjata laras panjang. Seorang lelaki yang menggunakan topeng terlihat memegang salah satu kepala WNI sambil menondongkan senjata tajam ke leher WNI tersebut. 

Dalam video tersebut, dengan mata tertutup kain hitam, WNI tersebut berbicara untuk meminta bantuan Pemerintah indonesia, tetapi video tersebut terputus. “Saya warga negara Indonesia, pekerjaan nelayan di Sabah. Saya kena tangkap oleh Abu Sayyaf, Filipin, di laut. Saya minta Pemerintah Indonesia, terutama Presiden dan Pak Dadang...,” kata lelaki tersebut. 

Video ini pertama kali disebar di Facebook dengan nama Kim Hundin. Video tersebut telah disebar sekitar 990 kali. (Defriatno Neke)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Korban Sandera Abu Sayyaf Tak Mampu Bayar Tebusan Rp 10 Miliar"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×