kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar vaksinasi bagi tenaga pendidik, Mendikbud ingin sekolah tatap muka dimulai


Kamis, 11 Maret 2021 / 14:29 WIB
Kejar vaksinasi bagi tenaga pendidik, Mendikbud ingin sekolah tatap muka dimulai
ILUSTRASI. Mendikbud Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memastikan pembelajaran yang optimal di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah juga memasukkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam daftar prioritas penerima vaksin di tahap kedua. Ditargetkan pemberian vaksin Covid-19 kepada pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 5,5 juta dapat rampung pada akhir Juni 2021.

Berkaca pada hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menuturkan, maka di bulan Juli 2021 mendatang sekolah tatap muka dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.

"Itu artinya di bulan Juli sekolah tatap muka walaupun terbatas tapi masih tatap muka itu bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia. Jadi ini adalah fokus kami untuk mendorong sekolah melakukan tatap muka walaupun dengan protokol kesehatan, secepat mungkin dan didorong dengan vaksinasi," jelas Nadiem dalam raker bersama Komisi X DPR RI pada Rabu (10/3).

Baca Juga: Ini upaya DJP perbaiki kemudahan pembayaran pajak

lebih lanjut Nadiem memaparkan dari total 5,5 juta pendidik dan tenaga kependidikan, misalnya dari pendidik ialah guru, dosen dan lainnya. Kemudian tenaga pendidikan adalah operator sekolah, cleaning service, pegawai TU dan lainnya. Adapun vaksinasi diberikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dari seluruh jenjang satuan pendidikan negeri dan swasta baik formal maupun nonformal termasuk pendidikan keagamaan.

Susunan prioritas vaksinasi dilakukan berdasarkan tingkat kesulitan pembelajaran jarak jauh dimana dibagi tiga tahapan. Tahap pertama pendidik dan tenaga kependidikan PAUD, SD, SLB dan sederajat. Tahap kedua, pendidik dan tenaga kependidikan SMP, SMA, SMK dan sederajat. Tahap ketiga, pendidik dan tenaga kependidikan tinggi pendidikan tinggi.

"Jadi kenapa mulai (vaksinasi) yang (jenjang sekolah) kecil dulu, kenapa kita fokus yang kecil dulu karena yang kecil yang paling susah lakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh), dan juga tingkat penularan secara scientific dari riset yang dilihat dari seluruh dunia semakin muda tingkat penularan semakin kecil antara anak ke anak. Kita tahu imunitas anak jauh lebih tinggi dari orang dewasa, maksud saya transmisinya jauh lebih kecil terutama di bawah umur 12," jelasnya.

Nadiem menekankan, pembelajaran tatap muka perlu di akselerasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Sebelum vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, pemerintah daerah juga diharapkan untuk mengakselerasi pembelajaran tatap muka sesuai kondisi satuan pendidikan.

Baca Juga: Omnibus law sektor keuangan masuk prolegnas prioritas 2021, ini isinya

"Saya baru kembali dari Papua dan NTT, sangat sulit ada berbagai alasan kenapa masih tidak mau membuka padahal sudah diberikan hak. Terutama bagi daerah yang bahkan sulit untuk PJJ. Jadi ini bukan hal mudah untuk bisa meyakinkan pemda untuk buka," ungkap Nadiem.

Namun, Nadiem berharap ketika vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan sudah sudah dilakukan, pembelajaran tatap muka akan semakin didorong dan dipercepat untuk seluruh satuan pendidikan. Terutama untuk jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×