Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak memiliki strategi khusus untuk mengejar penerimaan pajak pada dua bulan menuju tutup tahun ini. Padahal, bila dihitung-hitung, realisasi penerimaan pajak hingga pertengahan Oktober masih 68,7% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar Rp 1.283,57 triliun.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menyebutkan, realisasi penerimaan pajak pada Oktober 2017 tumbuh 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Oktober tahun lalu, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 90,3 triliun. Sedangkan pada Oktober tahun ini, realisasinya naik Rp 22,5 triliun menjadi Rp 112,8 triliun.
Bila dijumlahkan dengan realisasi Januari hingga September 2017 yang sebesar Rp 770 triliun, penerimaan pajak hingga pertengahan Oktober itu kira-kira sebesar Rp 882,8 triliun.
“Tidak ada strategi khusus. Kami tetap melakukan dari sisi database, pengumpulan, intelligent yang bisa dibagi di antara semua Kantor Pelayanan Pajak (KPP),” kata Sri Mulyani usai memberikan pengarahan soal penerimaan pajak di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Selasa (31/10).
Ia melanjutkan, dalam waktu dua bulan ini, semua KPP akan berusaha keras tanpa menimbulkan keresahan di masyarakat. “Hanya bisa dilakukan kalau data-datanya bagus, approach-nya profesional sehingga WP itu memahami kalau ada data dan bukti yang bagus, mereka akan memahami kewajiban pembayaran pajaknya,” jelasnya.
Sri Mulyani melihat, secara umum pengaruh amnesti pajak masih terasa sehingga targetnya mesti diteliti lagi. Penerimaan pajak tanpa amnesti pajak menurutnya menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan didukung oleh ekonomi yang menunjukkan tren positif. “Ekspor mulai terangkat. Itu mulai ditunjukkan di beberapa KPP mereka mendapatkan penerimaan yang meningkat,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News