Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah tengah mengutak-atik cara atawa kebijakan yang akan diberlakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. Kali ini, pemerintah berencana mengubah mekanisme penetapan volume impor sapi dari semula per kuartal menjadi tahunan.
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi, penetapan volume impor langsung per tahun akan dapat berdampak positif dalam pendataan kebutuhan daging sapi serta mampu meredam gejolak harga di pasar.
"Pada akhir 2015 atau awal 2016, hasil perhitungan volume impornya akan diumumkan untuk kebutuhan satu tahun, jadi tidak lagi dicicil seperti tahun ini," kata dia di kantornya setelah menggelar rapat koordinasi pangan, Jumat (25/9).
Dia menjelaskan, penetapan volume impor per kuartal yang diterapkan saat ini kurang efektif dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Bahkan, belakangan harga daging melonjak tinggi lantaran kurangnya pasokan di pasar lokal.
Darmin yakin, penetapan volume impor per tahun akan membuat pendataan kebutuhan daging sapi pemerintah lebih valid serta menjadikan perencanaan terarah. Perusahaan penggemukan sapi atawa feedloter juga akan lebih nyaman dalam berusaha karena mendapat kepastian untuk jangka waktu yang lebih lama.
Dengan demikian, Bulog ataupun kalangan swasta bisa lakukan efisiensi biaya logistik seperti jasa sewa kapal yang murah. "Setelah ada pengumuman impor, pengusaha bisa buat perencanaan masing-masing. Mereka juga bisa dapat kapal yang murah, sehingga harga daging nantinya juga bisa lebih murah," jelas Darmin.
Asal tahu saja, pada Kuartal III 2015, volume impor sapi bakal yang dikeluarkan pemerintah ke Bulog dan swasta masing-masing mencapai 50.000 ekor. Sementara, untuk kuartal keempat nanti izin impor yang akan diberikan diperkirakan mencapai 200.000 ekor hingga 300.000 ekor.
Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, untuk menjamin ketersediaan pasokan daging sapi domestik, pemerintah juga perlu mengupayakan pengelolaan sapi dan kerbau lokal. Sehingga, ke depan, suplai daging sapi tidak selalu bergantung pada ketersediaan sapi bakalan impor.
Saat ini, populasi sapi dan kerbau lokal mencapai 14 juta ekor. namun sebanyak 97,9% dimiliki sektor rumah tangga, dan hanya sebagian kecilnya baru dikelola oleh korporasi.
Menurut dia, pihaknya juga telah merekomendasikan ke pemerintah untuk segera membuat kebijakan baru demi menjaga pasokan daging dan disuplai oleh sapi dan kerbau lokal. "Bagaimana kebijakan pemerintah agar sapi milik tangga yang jumlahnya paling banyak di bagaimana dibuat korporasi, agar suplai rutin," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News